Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perubahan Iklim

Letusan Gunung Berapi Dinginkan Permukaan Bumi

Foto : Asaad NIAZI / AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Di masa lalu Bumi, selain mengalami pemanasan juga pendinginan. Sedimen kuno yang ditemukan di gua Texas tengah tampaknya memecahkan misteri mengapa planet ini tiba-tiba mendingin sekitar 13.000 tahun yang lalu.

Menurut sebuah studi penelitian yang ditulis oleh Michael Waters, seorang profesor kehormatan Texas A&M University yang jadi direktur The Center for The Study of the First American, dan koleganya dari Baylor University dan University of Houston, yang diterbitkan diScience Advancespada 2020, menyebutkan bahwa beberapa peneliti percaya bahwa peristiwa tersebut yang mendinginkan Bumi sekitar 3 derajat Celsius, sebuah angka yang sangat besar disebabkan oleh benturan luar angkasa dengan Bumi seperti tabrakan meteor.

Hal itu bertolak belakang dengan temuan Waters dan tim. Berdasarkan bukti yang tertinggal di lapisan sedimen di Hall's Cave hampir pasti merupakan hasil dari letusan gunung berapi.

Waters mengatakan bahwa Hall's Cave, yang terletak di pegunungan Texas, memiliki catatan sedimen yang berumur lebih dari 20.000 tahun dan dia pertama kali mulai meneliti gua tersebut pada tahun 2017.

"Ini adalah catatan luar biasa yang menawarkan kesempatan unik untuk kerja sama interdisipliner untuk menyelidiki sejumlah pertanyaan penelitian penting," kata dia seperti dikutipScience Daily.

"Satu pertanyaan besar adalah, apakah dampak luar angkasa terjadi menjelang akhir zaman es terakhir, sekitar 13.000 tahun yang lalu ketika lapisan es yang menutupi Kanada mencair, dan menyebabkan pendinginan mendadak yang mendorong belahan bumi utara kembali ke zaman es selama satu tambahan 1.200 tahun?" tutur dia.

Waters dan tim menemukan bahwa di dalam gua terdapat lapisan sedimen, pertama kali diidentifikasi oleh Thomas Stafford (Stafford Research Laboratories, Colorado), yang berasal dari waktu dampak yang diusulkan. Hal tersebut dapat menjawab pertanyaan dan bahkan mungkin mengidentifikasi pemicu yang memulai hawa dingin kuno. Bahkan peristiwa tersebut, kata Waters, juga kemungkinan turut menyebabkan kepunahan mamalia besar seperti mammoth, kuda, dan unta yang pernah berkeliaran di Amerika utara.

"Pekerjaan ini menunjukkan tanda geokimia yang terkait dengan peristiwa pendinginan tidak unik, tetapi terjadi empat kali antara 9.000 dan 15.000 tahun yang lalu," kata Alan Brandon, profesor geosains di University of Houston yang adalah kepala tim peneliti.

Dengan demikian, kata Brandon, pemicu peristiwa pendinginan ini tidak berasal dari luar angkasa. Bukti geokimia sebelumnya untuk meteor besar yang meledak di atmosfer justru mencerminkan periode letusan gunung berapi besar.

"Saya skeptis," kata Brandon. "Kami mengambil setiap jalan yang kami bisa untuk memberikan penjelasan alternatif, atau bahkan menghindari, kesimpulan ini. Letusan gunung berapi telah dianggap sebagai salah satu penjelasan yang mungkin tetapi umumnya ditolak karena tidak ada sidik jari geokimia yang terkait."

Materi gunung berapi disebut menjadi penyebab pendinginan. Setelah gunung berapi meletus, penyebaran aerosol secara global memantulkan radiasi matahari yang masuk jauh dari Bumi dan dapat menyebabkan pendinginan global pasca letusan selama satu hingga lima tahun, tergantung pada ukuran dan rentang waktu letusan, kata tim tersebut.

Brandon dan sesama ilmuwan Universitas Houston Nan Sun menyelesaikan analisis isotop sedimen yang dikumpulkan dari Gua Hall. Mereka menemukan bahwa unsur-unsur seperti iridium, ruthenium, platinum, paladium dan renium tidak hadir dalam proporsi yang benar, yang berarti meteor atau asteroid tidak mungkin menyebabkan peristiwa tersebut.

"Analisis isotop dan proporsi relatif unsur-unsur tersebut cocok dengan yang ditemukan pada gas vulkanik sebelumnya," kata Sun, penulis utama laporan tersebut.

Letusan gunung berapi menyebabkan pendinginan paling parah di dekat sumbernya, biasanya pada tahun letusan, dengan pendinginan yang jauh lebih sedikit pada tahun-tahun setelah letusan, kata tim tersebut.ν hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top