Lestarikan Batik sebagai Warisan Budaya Dunia
Pelestarian Batik - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X (kanan) Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga (kedua dari kanan), dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy (ketiga dari kanan) usai pembukaan Jogja Internasional Batik Biennale 2018, di Kraton Yogyakarta, Rabu (3/10).
Puspayoga mengatakan predikat Kota Batik Dunia yang disematkan WCC kepada Yogyakarta, pada 2014 juga sangat tepat, karena di Yogyakarta ada nilai sejarah, regenerasi, nilai ekonomi, ramah lingkungan, reputasi internasional dan tersebar luas.
"Para perajin UKM batik juga akan merasakan dampaknya dengan semakin meluasnya budaya dan pasar batik," katanya. Di JIBB 2018 ini, tak hanya menampilkan batik Yogya, namun juga dari berbagai kota khususnya di Jawa dan pesisir Jawa.
Sustainabilitas Batik
Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, mengatakan JIBB digelar di tengah arus tren fesyen dunia masa kini.
Karena itu, batik dituntut melakukan inovasi juga agar tidak tertinggal dalam tren fesyen masa kini, namun harus tetap memperhatikan keunikan, unsur tradisional dan alami, sehingga mampu menjaga keberlangsungan batik di masa depan.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya