Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Lembaga Dakwah Khusus Muhammadiyah: Ketika Berdakwah kepada Kelompok LGBT, Mubalihg dalam Posisi Menyamar

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Dakwah kepada masyarakat luas, lebih-lebih komunitas khusus harus dilakukan dengan ramah, bukan marah-marah. Menurut Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah, Muhammad Ziyad, dakwah ke mereka tentu harus dengan mendidik bukan menghardik.

Komunitas khusus atau kelompok marginal, imbuh Ziyad, meliputi kelompok Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT), tuna susila, anak jalanan, preman, punk, pemulung dan seterusnya. Menurutnya, mereka memiliki hak yang sama untuk mendapatkan dakwah, dan hak yang sama untuk masuk surga.

Dalam tausiyah di Gerakan Subuh Mengaji (GSM) 'Aisyiyah Jawa Barat yang disiarkan secara online, Rabu (12/10) tersebut, Ziyad menjelaskan bahwa dakwah kepada kelompok pinggiran atau marginal memiliki tantangan tersendiri. Berbeda jika dakwah di majelis-majelis taklim yang relatif statis, karena memang diisi oleh orang-orang baik.

Di masa sekarang, dengan banyak mubaligh atau da'i yang menyampaikan ajaran agama Islam dengan marah-marah, menurut Ziyad 'mainnya' mubaligh tersebut kurang jauh. "Padahal dakwah itu dilakukan dengan mengajak bukan mengejek, dengan mendidik bukan menghardik, menyayangi bukan menyaingi, dan dengan empati bukan membenci," tuturnya dikutip dari situs resmi Muhammadiyah.or.id.

Sebagai mubaligh, imbuhnya, tidak boleh menghakimi penampilan seseorang yang akan menjadi objek dakwahnya atau mad'unya. Terkait itu, di Muhammadiyah memilikitaglinedakwah yang menggembirakan dan memajukan, menyapa siapapun tanpa memilih orang. Terma gembira, katanya, juga digunakan ketika muktamar yaitu penggembira.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top