Ini Kuncinya Agar Jakarta Terbebas dari Perilaku BAB Sembarangan
Ilustrasi - Banyak permukiman di Jakarta yang menyalurkan langsung limbah domestiknya ke kali.
Foto: ANTARA/Genta Tenri MawangiJAKARTA - Edukasi dan kolaborasi antarpihak pemangku kepentingan terkait (stakeholders) menjadi salah satu kunci utama untuk mewujudkan Jakarta bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
"Masih diperlukan komitmen dan langkah-langkah strategis untuk mencapai target 100 persen bebas BABS di seluruh wilayah DKI Jakarta," kata Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Nabilah Aboebakar Alhabsyi saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (4/1).
Nabilah mengapresiasi peningkatan jumlah Rukun Warga (RW) yang telah bebas BABS. Namun, Nabilah menyebutkan, upaya untuk mewujudkan Jakarta bebas BABS harus terus diperkuat.
Selain itu,diperlukan komitmen dan langkah strategis yang berkelanjutan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Hal ini tetap harus menjadi perhatian meskipun jumlah RW yang telah mencapai status bebas BABS terus bertambah," ujar Nabilah.
Menurut Nabilah, tantangan utama yang dihadapi bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga mengubah perilaku masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut, Nabilah menyarankan beberapa upaya seperti memperkuat kampanye edukasi dengan melibatkan tokoh masyarakat dan komunitas lokal.
"Setop BABS bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga transformasi pola pikir dan perilaku masyarakat. Perkuat kampanye edukasi dengan melibatkan tokoh masyarakat, kader kesehatan serta komunitas lokal. Pendekatan berbasis komunitas sangat efektif," katanya.
Selain itu, Nabilah mengatakan, upaya ini juga perlu dilakukan dengan menggandeng kolaborasi sektor swasta dan lembaga non-profit. Salah satunya dengan dukungan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).
Nabilah juga meminta Pemprov DKI Jakarta untuk terus meningkatkan akses sanitasi bagi warga serta melakukan pengawasan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi secara berkala.
"Pengawasan dan pemeliharaan, membentuk tim pengawas di tingkat kelurahan untuk memastikan fasilitas sanitasi tetap berfungsi dan terawat dengan baik," katanya.
Pemprov DKI Jakarta terus mengkampanyekan dan memberikan edukasi stop BABS kepada warga melalui berbagai media demi tercapainya target 100 persen stop BABS pada 2025.
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selalu berkampanye dan mengedukasi ke masyarakat dalam bentuk brosur (leaflet), video dan lainnya agar tidak ada lagi yang BABS," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Maryati Kasiman saat dihubungi di Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Dia mengatakan upaya mewujudkan target tersebut membutuhkan kolaborasi bukan hanya Dinas Kesehatan (Dinkes) semata, tetapi juga lintas sektor untuk membangun sanitasi dan publikasi.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Lili Lestari
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hari Kamis KPU tetapkan Gubernur
- 2 the Straits Times Memprediksi Presiden Prabowo Bersama Sembilan Presiden dan PM Negara Lain Jadi Pemimpin Dunia Berpengaruh
- 3 Kebijakan PPN 12 Persen Masih Jadi Polemik, DPR Segera Panggil Menkeu
- 4 Masuki Masa Pensiun, Kepala BSSN dan Kepala Basarna Diganti
- 5 Gara-gara Faktor Inilah, Pelantikan Kepala Daerah Terpilih di Provinsi Bali Diundur
Berita Terkini
- Putri KW Melaju ke 16 Besar Malaysia Open Usai Kalahkan Peraih Medali Perunggu Olimpiade
- Kazakhstan Segera Terima Data Kotak Hitam Pesawat Azerbaijan Airlines
- Semoga Tidak Menular Seperti Covid-19, Tiongkok Janji Transparan Soal Data Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan
- Ini Klasemen Liga 1: Persib Tutup Putaran Pertama di Posisi Teratas
- Bapanas Sebut Penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah Gabah untuk Optimalkan Serapan Saat Panen Raya