Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Perubahan Iklim

Lebih dari Separuh Danau Besar Dunia Mengering

Foto : AFP/Luis ACOSTA

Danau Mengering I Seorang nelayan berjalan di Danau Alhajuela yang surut airnya saat terjadi kemarau musim panas di Provinsi Colon, Panama, pada 21 April lalu. Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa lebih dari separuh danau dan waduk besar di dunia telah menyusut terutama karena perubahan iklim.

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Lebih dari separuh danau dan waduk besar di dunia telah menyusut sejak awal era '90-an, terutama karena perubahan iklim, yang meningkatkan kekhawatiran tentang ketersediaan air untuk pertanian, pembangkit listrik tenaga air, dan konsumsi manusia, demikian bunyi hasil temuan sebuah penelitian yang diterbitkan pada Kamis (18/5).

Sebuah tim peneliti internasional melaporkan bahwa beberapa sumber air tawar terpenting di dunia, dari Laut Kaspia antara Eropa dan Asia hingga Danau Titicaca di Amerika Selatan, telah kehilangan debit air dengan laju kumulatif sekitar 22 gigaton per tahun selama hampir tiga dekade.

Laju itu sebanding dengan sekitar 17 kali volume Danau Mead, waduk terbesar di Amerika Serikat.

Dr Fangfang Yao, ahli hidrologi permukaan di University of Virginia yang memimpin penelitian di jurnalScience, mengatakan 56 persen dari penurunan danau alami didorong oleh pemanasan iklim dan konsumsi manusia, dengan pemanasan dari bagian yang lebih besar dari semua itu.

Ilmuwan iklim umumnya berpikir bahwa daerah gersang di dunia akan menjadi lebih kering akibat perubahan iklim, dan daerah basah akan menjadi lebih basah, tetapi studi tersebut menemukan indikasi kehilangan air yang signifikan bahkan di daerah lembab.

"Ini tidak boleh diabaikan," kata Dr Yao.

Para ilmuwan membuat kesimpulan itu setelah menilai hampir 2.000 danau besar menggunakan pengukuran satelit yang dikombinasikan dengan model iklim dan hidrologi.

Mereka menemukan bahwa penggunaan air oleh manusia yang tidak berkelanjutan, perubahan curah hujan dan limpasan, sedimentasi, dan kenaikan suhu, telah menurunkan permukaan danau secara global, dengan 53 persen danau menunjukkan penurunan dari tahun 1992 hingga 2020.

Hampir 2 miliar orang, yang tinggal di cekungan danau yang mengering, terkena dampak langsung dan banyak daerah menghadapi kekurangan dalam beberapa tahun terakhir.

Danau dan waduk alami mengandung sekitar 87 persen air tawar di Bumi.

Cegah Pemanasan Global

Para ilmuwan dan juru kampanye iklim telah lama mengatakan perlunya mencegah pemanasan global melebihi 1,5 derajat Celsius untuk menghindari konsekuensi perubahan iklim yang paling dahsyat. Saat ini dunia sedang memanas dengan laju sekitar 1,1 derajat Celsius.

Hasil penelitian yang dirilis pada Kamis menemukan penggunaan manusia yang tidak berkelanjutan telah mengeringkan danau seperti Laut Aral di Asia Tengah dan Laut Mati di Timur Tengah. Sementara danau di Afghanistan, Mesir, dan Mongolia dilanda kenaikan suhu yang dapat meningkatkan laju kehilangan air ke atmosfer.

Permukaan air naik di seperempat danau, seringkali sebagai akibat dari pembangunan bendungan di daerah terpencil seperti Dataran Tinggi Tibet Dalam.ST/DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top