Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Balita I Kerdil karena Kurang Gizi Kronis

Lebak Berikan Tablet Tambah Darah

Foto : ANTARA/Aprillio Akbar
A   A   A   Pengaturan Font

Bayi dan ibu hamil kekurangan gizi diberikan pendampingan makanan tambahan berupa biskuit, susu, dan vitamin.

LEBAK - Pemerintah Kabupaten Lebak melakukan kolaborasi dengan berbagai instansi untuk meminimalisasi kasus stunting. "Kita berharap dengan kolaborasi dapat meminimalisasi kasus stunting," kata Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi, Rabu (10/8).
Pemerintah Kabupaten Lebak melakukan penanganan stunting dengan pencegahan sejak dini melalui pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri. Tujuannya agar mereka saat berumah tangga dan hamil tidak mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) yang berpotensi melahirkan bayi stunting.
Selain itu, juga memberikan penyuluhan dan edukasi kepada remaja maupun calon pengantin untuk meningkatkan pemahaman asupan gizi, kesehatan anak, dan pola asuh yang benar agar mampu merawat buah hati dengan baik. Begitu juga dalam rumah tangga harus memiliki sumber penghasilan ekonomi sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
"Kami memberikan penyuluhan dan edukasi kepada remaja dan calon pengantin agar siap membangun rumah tangga. Dengan begitu, mereka memiliki pengetahuan untuk merawat anak agar tidak melahirkan bayi stunting," ujar Ade Sumardi.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Lebak telah membentuk Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) dengan melibatkan berbagai instansi, di antaranya Dinas Kesehatan, Dinas Permukiman, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD), dan Dinas Kementerian Agama (Kemenag).
Kemudian, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), Kecamatan, Kelurahan, Desa termasuk relawan dan elemen masyarakat. Instansi-instansi itu bekerja saling mendukung penanganan kasus stunting, misalnya Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan dan Dinas Peternakan memenuhi ketersediaan pangan.
"Semua instansi di dalamnya terkait untuk penanganannya secara spesifik dan sensitif," katanya. Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Lebak, dr Nurul Isneini, akan mengedepankan penanganan stunting dengan mengutamakan 1.000 hari pertama kelahiran mulai dari kehamilan 275 hari sampai 730 hari kelahiran.
Selanjutnya, kata Nurul, balita di atas dua tahun wajib mendapat pelayanan posyandu agar terpantau tumbuh kembangkan kondisi balita. Para balita dan ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi diberikan Pendampingan Makanan Tambahan (PMT) berupa biskuit, susu, dan vitamin.
Selama ini, kata dia, penyebab stunting Kabupaten Lebak karena kekurangan gizi kronis yang lama, juga karena pola asuh kurang baik dan kekurangan daya beli. Kemudian, kurang ketersediaan pangan dan pernikahan dini. Lalu akses lingkungan kurang karena tidak memiliki sanitasi dan air bersih.
"Kami memprioritaskan program pembangunan fokus pencegahan stunting dengan mengoptimalkan pelayanan kesehatan," katanya. Kepala Puskesmas Cisimeut, Kabupaten Lebak, Dede Hardiansyah, mengatakan kini jumlah balita di permukiman Badui ada 12 teridentifikasi positif stunting, tapi sudah memperoleh PMT dari pemerintah daerah.
Petugas bidan dan kader di sembilan posyandu kawasan Badui terus mengoptimalkan penyuluhan serta sosialisasi untuk mewujudkan kesehatan balita dan ibu. "Anak balita Badui yang positif stunting rutin diberi PMT," tandas Dede. Ant/wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top