LAPAN Prediksi Terjadinya 90 Gerhana Matahari dalam Dua Abad Mendatang di RI
Ilustrasi.
Foto: Dok. LAPANLembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memperkirakan wilayah Indonesia akan dilewati 90 kali gerhana matahari, mulai dari gerhana matahari sebagian, total, cincin maupun hibrida dalam 200 tahun mendatang. Dalam waktu terdekat, Indonesia akan mengalami gerhana matahari hibrida pada 20 April 2023.
Gerhana matahari sendiri terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga terlihat menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari di langit bumi. Sementara, fenomena gerhana matahari hibrida merupakan jenis gerhana matahari yang dapat terlihat sebagai gerhana matahari total maupun gerhana matahari cincin, bergantung dari lokasi pengamat saat dilalui jalur gerhana sentral. Hal ini dikarenakan jarak bumi ke bulan yang berubah-ubah saat bayangan bulan jatuh ke permukaan bumi. Atas dasar ini, akan ada wilayah yang mengalami gerhana matahari total, sementara wilayah lainnya akan mengalami gerhana matahari cincin.
Gerhana matahari total, terjadi ketika bulan menutupi seluruh piringan matahari, sehingga pada kesempatan ini biasanya korona Matahari yang biasanya tidak terlihat dapat dilihat langsung pada saat totalitasnya. Sedangkan gerhana matahari cincin terjadi ketika bulan berada tepat di tengah-tengah matahari dan bumi, tetapi ukuran tampaknya lebih kecil dibandingkan dengan ukuran piringan Matahari. Hal ini menyebabkan Matahari terlihat sebagai cincin yang sangat terang dan mengelilingi bulan yang tampak sebagai bundaran gelap.
Peneliti Pusat Riset (PR) Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang menjelaskan bahwa dalam 5.000 tahun sejak 2.000 SM hingga 3.000 M, terdapat 569 kali gerhana matahari hibrida yang terjadi di seluruh permukaan bumi. Artinya, gerhana matahari hibrida terjadi setiap rata-rata 8,8 tahun sekali. Meskipun demikian, terdapat abad yang tidak mengalami gerhana matahari hibrida, yakni abad ke-11 SM. Bahkan sejarah mencatat, gerhana matahari hibrida hanya terjadi satu kali pada abad ke-10 abad ke-25 M.
Sebaliknya, gerhana matahari hibrida diyakini paling banyak muncul pada abad pertama Masehi. Pada kurun waktu Andi mencatat gerhana matahari hibrida terjadi sebanyak 25 kali. Disusul oleh abad ke-17 SM, abad ke-3 SM, abad ke-14 M, dan abad ke-17 M, yang masing-masing mengalami gerhana matahari hibrida sebanyak 24 kali. Sementara sepanjang abad ke-21 ini, gerhana matahari hibrida akan terjadi 7 kali saja. Di Indonesia, gerhana matahari jenis ini terakhir kali melintas pada 6 Juni 1807.
Melansir laman resmi LAPAN, gerhana matahari hibrida akan melintasi Indonesia sebanyak dua kali sepanjang abad ke-21. Setelah di abad ke-21, gerhana jenis ini baru akan terjadi lagi setelah 300 dan 478 tahun kemudian. Artinya, tidak semua abad akan dilintasi gerhana matahari hibrida di Indonesia. Adapun gerhana matahari hibrida berikutnya akan melintasi Indonesia pada 20 April 2023, 25 November 2049, 13 Oktober 2349, dan 17 Februari 2827.
Dari berbagai jenis gerhana matahari yang dilaporkan, LAPAN menuturkan gerhana matahari sebagian akan lebih sering terjadi di Indonesia dengan rata-rata tiga kali setiap lima tahun sekali. Sedangkan, gerhana matahari total diprediksi akan melintasi Indonesia setiap enam sampai tujuh tahun sekali. Sementara, gerhana matahari cincin dinilai LAPAN akan melintasi Indonesia setiap selatan sampai sepuluh 10 tahun sekali. Menurut LAPAN, sudah terjadi 82 kali gerhana matahari, baik itu gerhana matahari sebagian, total maupun cincin di Indonesia dalam 200 tahun terakhir.
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 2 Rilis Poster Baru, Film Horor Pabrik Gula Akan Tayang Lebaran 2025
- 3 Lestari Moerdijat: Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Inklusif Harus Segera Diwujudkan
- 4 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 5 Majukan Ekosistem Digital Indonesia, Diperlukan Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat