Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ancaman Krisis Energi - Defisit Migas 2019 Diprediksi Tembus 10 Miliar Dollar AS

Lambat Bangun EBT, Defisit Energi di Depan Mata

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Pakar energi terbarukan dari Universitas Brawijaya (UB), Nurhuda, mengatakan pemerintah harus berani melakukan terobosan dalam mengatasi defisit energi, terutama migas, lewat pemanfaatan EBT. Tanpa keberanian itu, negara akan semakin terperangkap dalam jebakan utang luar negeri untuk membiayai tingginya impor energi.

Nurhuda, yang juga Guru Besar FMIPA UB itu, menambahkan, berbagai jenis EBT yang potensial dikembangkan di Tanah Air, antara lain tenaga surya, biomassa, panas bumi, dan tenaga angin. Menurut dia, prospek energi biomassa cukup menjanjikan karena sekaligus dapat mengembangkan sektor pertanian yang bersifat mayoritas.

"Dulu penggunaan EBT seperti gasohol dan biodisel sempat marak, tapi sekarang merosot. Pemerintah perlu melakukan leap of faith, karena kita sudah menjadi net importer country. Utang luar negeri pemerintah sudah kelewat besar, jangan segansegan buat terobosan. Mungkin awalnya ditolak, tapi nanti juga akan diterima karena bermanfaat," papar Nurhuda, ketika dihubungi, Minggu (28/7).

Sebelumnya, ekonom senior, Faisal Basri, mengungkapkan salah satu faktor pendorong defisit energi adalah Indonesia merupakan konsumen energi terbesar nomor empat di antara emerging market, namun tidak dibarengi dengan produksi energi, yang secara konsisten justru menurun. Bahkan, Indonesia masih mengimpor mayoritas energi yang dibutuhkan.

"Kita harus waspada karena defisit energi sudah di depan mata. Mulai 2021, diperkirakan kita sudah mengalami defisit energi. Defisit energi akan mengakselerasi jika kita tidak melakukan apa-apa. Defisit energi bisa mencapai 80 miliar dollar AS atau tiga persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) pada 2040," papar Faisal, belum lama ini. Dia menjelaskan target pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi akan meningkatkan kebutuhan energi karena kenaikan aktivitas ekonomi.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top