Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Lagi, Neraca Perdagangan RI Februari 2022 Surplus di Tengah Ketidakpastian Global

Foto : ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawanwsj.

Ilustrasi Suasana bongkar muat peti kemas di New Priok Container Terminal One, Jakarta Utara, Minggu (1992021).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 3,83 miliar dollar AS pada Februari 2022, dengan total ekspor 20,46 miliar dollar AS dan impor 16,63 miliar dollar AS.

"Kalau kita lihat tren surplus ini terjadi 22 bulan secara beruntun. Semoga tren surplus ini terjaga di masa berikutnya sehingga pemulihan ekonomi Indonesia bisa terjaga," kata Kepala BPS Margo Yuwono saat konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (15/3).

Margo mengatakan komoditi nonmigas penyumbang surplus terbesar pada Februari 2022 adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

Adapun negara penyumbang surplus terbesar yaitu perdagangan RI dengan Amerika Serikat, India, dan Filipina.

Perdagangan RI dengan AS mengalami surplus 1,86 miliar dollar AS dengan komoditas penyumbang surplus yakni pakaian dan aksesoris rajutan dan alas kaki.

Kemudian surplus perdagangan Indonesia dengan India mencapai 850,8 juta dollar AS dengan komoditas penyumbang surplus yakni bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan nabati.

Sedangkan perdagangan dengan Filipina mengalami surplus 725,9 juta dollar AS dengan komoditas penyumbang surplus yakni bahan bakar mineral, serta kendaraan dan bagiannya.

Kendati demikian perdagangan RI juga mengalami defisit dengan sejumlah negara yaitu dengan Tiongkok, Thailand, dan Australia.

"Dengan Tiongkok defisit 909,4 juta dollar AS. Kalau kita lihat komoditas penyumbang defisitnya yaitu mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya. Kemudian, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya," ujar Margo.

Kemudian defisit perdagangan dengan Thailand yakni 403,6 juta dollar AS, di mana komoditas penyumbang defisit terbesar yaitu gula, kembang gula, plastik, dan barang dari plastik.

Sedangkan defisit dengan Australia sebesar 403,6 juta dollar AS dengan komoditas penyumbang defisit terbesarnya serealia dan bahan bakar mineral.

Secara kumulatif surplus Januari-Februari 2022 mencapai 4,79 miliar dollar AS.

"Dan kalau dilihat pada grafik, mulai dari 2017-2021, surplus di Januari-Februari ini lebih bagus dibandingkan tahun sebelumnya," pungkas Margo.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top