Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Zelensky Tak Ingin Donetsk dan Lugansk Terpisah dari Ukraina

Kyiv Tak Lagi Bersikeras Jadi Anggota NATO

Foto : AFP/UKRAINE PRESIDENCY 

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan dia tidak lagi bersikeras agar negaranya jadi anggota NATO. Masalah sensitif keanggotaan sebelumnya jadi salah satu alasan Russia untuk menyerang tetangganya yang pro-Barat itu.

Pernyataan Presiden Zelenskyy itu dilontarkan setelah ia membuka diri untuk berkompromi terkait status dua wilayah pro-Russia yang memisahkan diri yang diakui Presiden Vladimir Putin sebagai wilayah yang merdeka sebelum Russia melancarkan invasi pada 24 Februari.

"Saya sudah tak lagi bersikeras mengenai masalah ini dan kami memahami bahwa NATO tidak siap untuk menerima Ukraina," kata Presiden Zelensky dalam sebuah sesi wawancara yang disiarkanABC Newspada Senin (7/3) malam. "Aliansi takut akan hal-hal kontroversial, dan konfrontasi dengan Russia," imbuh Presiden Ukraina itu.

Mengacu pada keanggotaan NATO, Presiden Zelensky mengatakan melalui seorang penerjemah bahwa dia tidak ingin menjadi presiden dari negara yang memohon sesuatu dengan bertekuk lutut.

Russia mengatakan tidak ingin Ukraina bergabung dengan NATO, aliansi transatlantik yang dibuat pada awal Perang Dingin untuk melindungi Eropa dari Uni Soviet.

Dalam beberapa tahun terakhir aliansi telah berkembang lebih jauh dan lebih jauh ke timur untuk merangkul negara-negara bekas blok Soviet dan hal ini membuat Kremlin berang.

Russia melihat perluasan NATO sebagai ancaman dan tak ingin ada negara-negara tetangga yang berbatasan dengan wilayahnya bergabung dalam persekutuan militer Barat ini.

Sesaat sebelum dia mengejutkan dunia dengan memerintahkan invasi ke Ukraina, Putin mengakui sebagai dua republik separatis pro-Russia di Ukraina timur yaitu Donetsk dan Lugansk. Dua wilayah ini sebelumnya telah berperang dengan Kyiv sejak 2014.

Saat ini Putin ingin Ukraina juga mengakui Donetsk dan Lugansk sebagai negara yang berdaulat dan mandiri.

KetikaABC Newsbertanya kepada Zelensky tentang permintaan Russia ini, Presiden Ukraina itu mengatakan bahwa dirinya terbuka untuk berdialog.

"Saya berbicara tentang jaminan keamanan dan bisa mendiskusikan dan menemukan kompromi tentang bagaimana wilayah ini selanjutnya," kata dia seraya mengatakan bahwa kedua wilayah ini belum diakui oleh siapapun kecuali Russia dan masih merupakan republik semu ini.

Gencatan Senjata

Sementara itu perkembangan terbaru dari medan pertempuran dilaporkan bahwa Russia pada Rabu (9/3) mengumumkan rencana untuk gencatan senjata baru guna memungkinkan warga sipil meninggalkan beberapa bagian Ukraina yang dikepung oleh pasukannya.

Pengumuman disampaikan sehari setelah ribuan orang bisa keluar dari satu kota di Ukraina timur laut sementara para pejabat Ukraina menuduh Russia menembaki rute evakuasi lain di Ukraina selatan.

Russia mengatakan gencatan senjata pada Rabu akan memungkinkan orang-orang meninggalkan Kyiv, Chernihiv, Sumy, Kharkiv, dan Mariupol.

Sementara itu ketua badan pengungsi PBB, Filippo Grandi, pada Selasa (8/3) mengatakan jumlah orang yang melarikan diri dari Ukraina telah melampaui angka 2 juta jiwa. "Gelombang kedua pengungsi mungkin akan lebih rentan daripada yang pertama. Jika perang berlanjut, kita akan mulai melihat orang-orang yang tidak memiliki sumber daya dan tidak memiliki koneksi," kata Grandi pada konferensi pers di Oslo.AFP/DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top