
Kyiv: Pasukan Korut Ditarik dari Garis Depan
Sebuah foto yang diunggah ke media sosial oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Januari lalu memperlihatkan seorang tentara yang ditangkap dan diduga berasal dari Korut.
Foto: AFP/Telegram/V_Zelenskiy_officialKYIV - Ukraina yakin bahwa tentara Korea Utara (Korut) yang bertempur bersama tentara Russia di garis depan Kursk, telah ditarik setelah menderita kerugian besar, kata seorang juru bicara militer kepada AFP pada akhir pekan lalu.
Sebelumnya badan intelijen Barat, Korea Selatan (Korsel), dan Ukraina, mengatakan Pyongyang telah mengerahkan lebih dari 10.000 tentara untuk mendukung pasukan Russia yang bertempur di wilayah Kursk barat, tempat Ukraina melancarkan serangan mendadak lintas perbatasan pada Agustus 2024.
Kyiv merebut puluhan pemukiman perbatasan dalam operasi tersebut, pertama kalinya tentara asing melintasi wilayah Russia sejak Perang Dunia II, dalam kemunduran yang memalukan bagi Kremlin.
Pengerahan pasukan Korut yang tidak pernah dikonfirmasi secara resmi oleh Moskwa atau Pyongyang, dimaksudkan untuk memperkuat tentara Russia dan membantu mereka mengusir pasukan Ukraina. Namun hampir enam bulan kemudian, Ukraina masih menguasai sebagian besar wilayah Russia, sesuatu yang dianggap Presiden Volodymyr Zelensky sebagai alat tawar-menawar utama dalam negosiasi masa depan dengan Moskwa.
"Selama tiga pekan terakhir, kami tidak melihat atau mendeteksi adanya aktivitas atau bentrokan militer dengan Korut," kata Oleksandr Kindratenko, juru bicara Pasukan Operasi Khusus, kepada AFP. “Kami yakin penarikan itu dilakukan karena kerugian yang ditimbulkan sangat besar,” imbuh dia.
Ukraina sebelumnya mengatakan telah menangkap atau membunuh beberapa tentara Korut yang dikerahkan ke wilayah Kursk. Presiden Zelensky bahkan telah merilis rekaman interogasi terhadap mereka yang katanya adalah tawanan perang Korut yang ditangkap oleh tentaranya di garis depan Kursk.
Menolak Berkomentar
Saat ditanya sebelumnya pada 31 Januari lalu tentang laporan bahwa tentara Korut telah ditarik, Kremlin menolak berkomentar. "Ada banyak argumen berbeda di luar sana, baik yang benar maupun yang salah," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan. “Tidak ada gunanya berkomentar setiap saat,” imbuh dia.
Kyiv dan Barat mengecam pengerahan mereka sebagai eskalasi besar dalam konflik tiga tahun.
Ukraina pun mengatakan sekitar 2.000 warga sipil Russia tinggal di daerah pendudukannya, sebagian besar terputus dari kontak dengan kerabat di sisi lain garis depan baru.
Ketidakpuasan meningkat di wilayah perbatasan Russia karena kegagalan otoritas setempat dalam mengamankan kepulangan mereka ke wilayah yang dikuasai Moskwa atau memberikan pembaruan tentang status mereka.
Meskipun Ukraina menguasai sebagian wilayah Kursk, Russia telah maju ke tempat lain di garis depan sepanjang 1.000 kilometer. Tentara Moskow pada 31 Januari lalu mengatakan bahwa mereka telah merebut desa lain, Novovasylivka, di Ukraina timur, tempat pasukannya maju ke pusat logistik utama dan jalan yang sangat penting untuk pasokan militer.
Novovasylivka dekat dengan pusat utama Pokrovsk di wilayah Donetsk timur, dan perbatasan internal dengan wilayah Dnipropetrovsk Ukraina, yang sejauh ini terhindar dari pertempuran darat.
Russia pada tahun 2022 mengatakan akan mencaplok wilayah Donetsk, tetapi belum secara terbuka mengajukan klaim teritorial atas Dnipropetrovsk. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Masyarakat Bisa Sedikit Lega, Wamentan Jamin Stok daging untuk Ramadan dan Lebaran aman
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP
- 5 Peningkatan PDB Per Kapita Hanya Dinikmati Sebagian Kecil Kelompok Ekonomi
Berita Terkini
-
Istana: Blokir Anggaran Tak Berarti Akan Halangi Pembangunan IKN
-
Anggota DPR Usulkan Pelarangan Tegas soal Penggunaan Gawai dan Akses Internet bagi Anak
-
Komisi X DPR Akan Bahas soal Polemik Daftar SNBP Pekan Depan
-
Wapres Duterte Tak akan Lepas Pencalonan sebagai Presiden
-
India Genjot Kerja Sama Pertahanan dengan Asia Tenggara