Kurs Rupiah Masih Dipengaruhi Perkembangan di Timur Tengah
Ilustrasi - Petugas menghitung uang dolar AS di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (21/7/2022).
Foto: ANTARA/Rivan Awal LinggaJAKARTA - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada pekan ini, secara fundamental masih akan dipengaruhi perkembangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya konflik Israel-Hamas.
"Sumber pelemahan rupiah terhadap dolar AS dari eksternal masih bertahan. Konflik perang Israel-Hamas kelihatannya terekskalasi, area konflik meluas sehingga peristiwa ini masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar," ujar dia ketika dihubungi Antara di Jakarta, Senin (23/10).
Di samping itu, pelaku pasar juga mengantisipasi kebijakan suku bunga tinggi AS akan bertahan lebih lama karena inflasi AS masih belum turun ke target 2 persen, sehingga segala upaya bakal diusahakan untuk mencapai tujuan tersebut.
- Baca Juga: Raih Kinerja Positif
- Baca Juga: Daya Beli Turun
Ekspektasi tersebut selaras dengan pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell pada pekan lalu yang tercermin dari tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS masih meninggi.
Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun masih bergerak di atas 4,9 persen, bahkan sempat menyentuh angka 5,0 persen.
"Potensi pelemahan hari ini ke arah Rp15.900 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp15.800 per dolar AS," ucap Ariston.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah sebesar 0,06 persen atau 10 poin menjadi Rp15.883 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.873 per dolar AS.
Sebelumnya, Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat Virtuous Setyaka mengatakan perang antara Palestina melawan Israel berpotensi mengganggu ekonomi global, termasuk berdampak terhadap Indonesia. Dampak itu bisa berimbas terhadap stabilitas pasar dan komoditas, distribusi kebutuhan pangan dan non-pangan, hingga perdagangan secara umum.
Bagi negara seperti Indonesia yang beberapa kebutuhan harian masih tergantung pada impor atau melalui pasar internasional, maka konflik akan berdampak langsung. Hal tersebut dapat diperparah akibat perubahan iklim hingga dampak musim kemarau panjang (fenomena El Nino) seperti yang terjadi di Indonesia saat ini.
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
Berita Terkini
- Ini Klasemen Liga Inggris: Liverpool Naik Puncak, Forest Tembus Tiga Besar
- Tindak Tegas, Polda Sumut Sita 55,95 Kg Sabu-sabu
- Arah Pembangunan Pusat dan Daerah Harus Selaras
- Jaga Wibawa Institusi, Pimpinan Harus Buka Borok Birokrat yang Korup
- Harris-Trump Terus Kampanye saat 75 Juta Warga Telah Mencoblos