Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bahan Ajar

Kurikulum Prototipe Ditawarkan Lebih Masif

Foto : Koran Jakarta/M. Fachri

Siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di SMP Negeri 131, Jakarta, Senin (3/1). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas siswa 100 persen mulai hari ini, Senin (3/1/2022). Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengatakan, kebijakan tersebut merefleksikan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang diputuskan pada 21 Desember 2021. SKB dengan Nomor Nomor 05/KB/2021, Nomor 1347 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/6678/2021, Nomor 443-5847 Tahun 2021 berisi tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kurikulum Prototipe untuk sekolah akan ditawarkan lebih masif mulai tahun ini hingga 2024. Kemendikbudristek akan memberi bimbingan intensif mengenai kurikulum tersebut. Demikian disampaikan Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Zulfikri, kepada awak media, di Jakarta, Minggu (9/1).

"Guru diberi kesempatan terlibat aktif dalam memberi masukan penerapan Kurikulum Prototipe selama dua tahun ke depan," ujarnya. Dia menjelaskan, bimbingan diberikan kepada sekolah dan dinas pendidikan melalui unit pusat maupun daerah.

Menurut Zulfikri, Kurikulum Prototipe mendorong pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa. Selain itu juga memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar. Penerapannya, tidak akan diwajibkan pemerintah kepada sekolah, tapi hanya sebagai opsi.

"Terpenting menjadi sebuah gerakan perubahan dan paradigma baru pendidikan. Kita lebih berfokus pada kebutuhan anak dalam pembelajaran," jelasnya. Lebih jauh, Zulfikri menerangkan, penerapan Kurikulum Prototipe menjadi strategi percepatan pemulihan pendidikan untuk memitigasi kehilangan pembelajaran (learning loss) akibat pandemi.

Dia memaparkan, karakteristik Kurikulum Prototipe adalah fleksibilitas bagi guru, sehingga pembelajaran dilakukan sesuai dengan kemampuan peserta didik (teach at the right level).
"Kita menyadari bahwa dunia pendidikan belum sepenuhnya melayani anak dengan baik. Anak belum mendapat cukup ruang untuk mengeksplorasi kemampuan, minat, dan pilihan-pilihan gaya belajar," terangnya.

Kedua, fokus pada materi esensial. Jadi, guru punya cukup waktu untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Materi yang padat cenderung membuat guru menceramahi anak tentang materi, dari awal sampai akhir. Kemudian mengejar target kompentensi, sehingga tidak sempat mengecek kepahaman anak.

Ketiga, mendorong pembelajaran berbasis proyek dalam rangka pengembangan keterampilan nonteknis (soft skills) dan karakter Profil Pelajar Pancasila (keimanan, takwa, berakhlak, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis, dan kreativitas). "Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Agama dalam penyusunan berbagai bahan ajar, termasuk organisasi-organisasi pendidikan," katanya.

Sementara itu, anggota Komisi X DPR, Ratih Megasari Singkarru, mengingatkan agar Kemendikbudristek serius menyiapkan guru-guru yang akan menerapkan Kurikulum Prototipe. Berbagai kendala akses informasi harus dipecahkan agar para guru benar-benar memahami Kurikulum Prototipe dengan baik.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top