Kurikulum Pendidikan Pancasila Harus Diubah
YOGYAKARTA - Kongres Pancasila yang berlangsung di Universitas Gadjah Mada sejak Sabtu (22/7) hingga Minggu (23/7) melahirkan rekomendasi utama, yakni perubahan kurikulum pendidikan Pancasila mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi, pendidikan keluarga, dan pendidikan di organisasi kemasyarakatan.
Ketua Panitia Pengarah Kongres Pancasila, Sutaryo, yang membacakan rekomendasi itu, mengatakan pendidikan Pancasila seharusnya menekankan pada latar belakang mengapa Ir. Soekarno mengajukan Pancasila pada 1 Juni 1945, pemahaman tentang dasar negara dan agama, serta pemahaman Pancasila yang memersatukan.
"Dan kesemuanya itu juga memerlukan beberapa indikator keberhasilan dalam bentuk indeks realisasi Pancasila. Jadi, setelah kurikulum berubah, indeks keberhasilannya juga berubah yakni indeks realisasi Pancasila bukan hanya hapal-hapalan," katanya.
Menurut peserta kongres, saat ini terjadi defisit nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk mengurangi defisit tersebut, kongres mengajukan lima hal, yaitu, menumbuhkan pemahaman Pancasila secara benar, khususnya aspek sejarah dan sosiologi waktu Pancasila dilahirkan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Khairil Huda
Komentar
()Muat lainnya