Kurban dan Solidaritas Perspektif Universal
Pesan universal pelemparan tugu simbolik jamarat di Mina symbol pentingnya eliminasi egoism keduniaan dengan etos perjuangan dan pengorbanan. Mina adalah simbolisasi citacita dan cinta. Karena cintanya yang sangat tulus kepada Allah, Ibrahim berkorban. Berjuang melawan hawa nafsu hanya bisa dimenangi dengan cinta yang tulus kepada Allah.
Ibadah kurban sungguh kaya inspirasi dan edukasi nilai. Dalam konteks kekinian, keduanya mesti dapat menumbuhkan dan meneguhkan solidaritas kemanusiaan universal. Kurban yang diikuti aneka suku bangsa, bahasa, negara, adatistiadat, watak, karakter, latar belakang sosial ekonomi dan budaya hendaknya melahirkan komitmen bersama untuk melawan aneka ketidakadilan, neokolonialisme, tirani, hegemoni asing, dan sebagainya.
Pesan universal kurban dan haji tersebut hendaknya menyatupadukan spirit penghapusan aneka bentuk kekerasan dan terorisme di mana pun dan oleh siapa pun. Melaluinya, Allah menitipkan pesan perdamaian dan solidaritas sosial universal dengan mengedepankan persaudaran, dialog, toleransi, menghargai kebinekaan, hidup rukun, harmoni, dan menjunjung tinggi penegakan HAM. Mereka yang berkorban dan jutaan hujjaj, tentu merupakan kekuatan besar.
Jika mereka bergandeng tangan, bersatu padu, bersinergi, dan bermitra mampu mengatasi berbagai persoalan bangsa. Pesan solidaritas universal itu idealnya dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Maka, haji mabrur dan kurban yang tulus harus membuahkan sikap serta aksi solidaritas kemanusiaan universal. Ini diwujudkan dalam bentuk keteladanan hidup suci dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Komentar
()Muat lainnya