Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kunker di Malang, Puan Beri 3 Pesan untuk Perempuan Pegiat Koperasi

Foto : dpr.go.id

Ketua DPR RI Puan Maharani saat menghadiri acara Sarasehan & Temu Dulur Perempuan Koperasi Wanita (Kopwan) se-Malang Raya yang digelar di Gedung Graha Prajna Paramitha, Malang, Sabtu (20/1/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani bertemu para perempuan pegiat Koperasi di Malang saat kunjungan kerja di Jawa Timur. Ia memberikan motivasi dengan tiga pesan dalam upaya mengembangkan kerja-kerja pegiat Koperasi.

"Saya senang sekali bisa bertemu Ibu-Ibu semua anggota Kopwan Setia Budi Wanita karena Koperasi adalah soko guru perekonomian Indonesia," kata Puan mengawali sambutannya, dikutip dari media resmi DPR RI.

Perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI ini mengatakan, koperasi adalah tulang punggung-nya ekonomi Indonesia. Menurut Puan, ketika koperasinya kuat maka ekonomi Indonesia bisa berdikari alias bisa berdiri di kaki sendiri.

"Apalagi koperasi ini adalah Koperasi Wanita. Kita tahu wanita atau perempuan itu biasanya lebih teliti kalau bekerja, sering juga lebih gigih," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Puan memberikan tiga pesan terkait koperasi kepada para perempuan pegiat koperasi. Pesan pertama adalah pentingnya anggota Kopwan melakukan digitalisasi dan inovasi.

"Perempuan, ibu-bu, tidak boleh gaptek. Koperasi sudah perlu mulai digitalisasi dan inovasi supaya tidak ketinggalan zaman. Di era seperti sekarang dan ketika generasi muda banyak aktif di dunia digital maka koperasi sudah perlu melek digital," katanya.

"Digitalisasi ini bukan hanya soal cara penjualan ya tetapi juga dalam hal manajemennya, pengelolaannya juga sudah menggunakan teknologi supaya lebih rapih. Kalau sudah rapi maka kerjanya lebih enak," lanjutnya.

Pesan selanjutnya, Koperasi harus terus melakukan upgrade keahlian sumber daya manusia (SDM). Hal ini penting karena di Koperasi, SDM adalah faktor utama.

"Jadi kalau kita mau koperasi naik kelas maka SDM-nya harus naik kelas terlebih dahulu. Kekuatan koperasi adalah anggotanya," terang Puan.

Upgrade SDM pun dinilai dapat membuat perempuan lebih berdaya. Lebih lanjut, Puan menyampaikan pesan ke-3 yang perlu dilakukan oleh pegiat Koperasi demi menunjang usaha-usaha mereka.

"Hal ke-3 yang perlu diingat adalah ketika sebuah koperasi menjadi semakin besar tetap jangan pernah melupakan nilai utama koperasi yaitu gotong royong," sebut cucu Bung Karno tersebut.

Puan mengatakan, koperasi yang tidak menerapkan nilai gotong-royong artinya sudah bukan lagi Koperasi. Oleh karenanya ia meminta anggota Kopwan di Malang untuk selalu mengingat dan menerapkan gotong-royong.

Selain menyampaikan pesan-pesan, Puan juga berdialog dengan anggota Kopwan yang hadir. Kepada Puan, Ketua Umum Kopwan SBW Sri Untari Bisowarno meminta agar DPR segera membahas RUU Perkoperasian sehingga pegiat Koperasi memiliki pegangan hukum yang rigid. Mereka berharap beleid soal Koperasi kembali seperti UU tahun 1992.

"Kami juga harap UU nantinya mengatur agar tidak semua Koperasi masuk OJK (bayar pajak). Kalau semua masuk bisa kelimpungan karena asetnya belum banyak," ucap Sri Untari.

Sementara itu anggota Kopwan bernama Rini menyatakan UU tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) tidak memihak pada Koperasi. Selain itu ia menilai ada disharmoni antar peraturan. Misalnya antar UU P2SK dengan Permenkop No. 8 Tahun 2023 tentang Usaha Simpan Pinjam (USP).

Puan pun memastikan akan membawa aspirasi para anggota Kopwan ke pihak Pemerintah. Termasuk mengenai Mekaar yang dinilai seharusnya bisa berkolaborasi dengan Koperasi.

Puan juga menegaskan sudah menjadi tugas Pemerintah untuk memberikan akses pasar bagi UKM. Ia juga akan meminta Kementerian terkait untuk membuka pelatihan digitalisasi bagi pelaku UKM inu-ibu, sehingga program bantuan pelatihan tidak hanya menyasar bagi anak muda.

Tak hanya itu, Puan pun akan mendorong agar pembahasan RUU Koperasi dapat dilanjutkan sebaik-baiknya mengingat saat ini sedang dalam tahap mendengar masukan dari semua pihak.

"Agar UU Koperasi bisa kembali sesuai seperti yang semua inginkan. Jangan sampai UU menambah beban. UU akan dibuat sebaik-baiknya dengan menerima masukan dari seluruh elemen masyarakat. Bukan dari kacamata Pemerintah dan DPR RI saja," jelasnya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Lili Lestari

Komentar

Komentar
()

Top