Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemilu Uni Eropa

Kubu Partai Nasionalis Alami Kebangkitan

Foto : AFP/Bertrand GUAY
A   A   A   Pengaturan Font

BRUSSELS - Partai-partai politik arus utama di Eropa diwartakan mengalami keterpurukan dalam Pemilu Parlemen Uni Eropa, yang digelar sejak Kamis (22/5) pekan lalu. Dalam salah pesta demokrasi terbesar di dunia itu, kelompok-kelompok kanan-tengah, dan kiri-tengah, telah kehilangan mayoritas gabungan mereka di Parlemen Uni Eropa atas serbuan kaum nasionalis dan eurosentris.

Berdasarkan perhitungan suara diakhir pesta demokrasi itu pada Minggu (26/5), partai-partai populis di Prancis, Italia, dan Inggris, yang masing-masing diketuai oleh Marine Le Pen, Matteo Salvini, dan Nigel Farage, mengalami kenaikan dukungan.

Partai National Rally yang diketuai Le Pen unggul tipis dibandingkan Partai La République En Marche yang diketuai Presiden Emmanuel Macron. Kekalahan ini bisa merusak upaya Macron untuk integrasi Eropa yang lebih kuat.

Sementara di Italia, Partai Lega Nord pimpinan Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini, kian memperkokoh cengkeraman kekuasaannya dengan kemenangan meyakinkan.

Tren pergeseran juga terjadi di Inggris dimana Partai Brexit yang baru didirikan 5 bulan lalu dan diketuai oleh Nigel Farage, juga berhasil mengalahkan partai-partai utama di Inggris yaitu Partai Konservatif dan Partai Buruh.

Namun di Jerman capaian kelompok kanan kurang menonjol. Di Negeri Panzer justru Partai Hijau menguat seiring dengan meningkatnya kesadaran terhadap lingkungan di negara itu. Walau begitu partai-partai antiimigran tetap berhasil menembus batas 10 persen.

"Kami mengalami penyusutan yang terpusat," kata kandidat konservatif Jerman untuk Partai Rakyat Eropa (EPP), Manfred Weber, yang ingin menggantikan Jean-Claude Juncker sebagai ketua Komisi Eropa.

Peningkatan Partisipasi

Sementara itu dilaporkan bahwa tingkat partisipasi dari pemilu Uni Eropa diperkirakan mencapai 51 persen. Angka itu merupakan yang tertinggi dalam jangka waktu 20 tahun. Hasil itu menunjukkan bahwa ada lebih dari 200 juta orang yang berasal dari 28 negara anggota Uni Eropa turut serta dalam persaingan antara kubu populis dan kubu pro-Eropa.

Sejak pemilihan pertama pada 1979, dalam setiap pemilu Uni Eropa selalu mengalami penurunan partisipasi pemilih. Namun angka partisipasi dari seluruh anggota yaitu 28 negara meningkat, berkat wacana perselisihan budaya yang terjadi sepanjang tahun ini antara kubu populis dan mereka yang menentang.

Berdasarkan proyeksi terbaru parlemen, partai tradisionalis yang selama ini mendominasi parlemen yaitu blok kanan-tengah Partai Rakyat Eropa (EPP), akan menguasai kursi terbanyak di majelis dengan 179 kursi. Hasil ini mengalami penurunan tajam dari perolehan 2014 dimana EPP berhasil meraih 216 kursi. Sementara partai tradisionalis lainnya, blok kiri-tengah Aliansi Progresif Sosialis dan Demokrat (S&D), diproyeksikan akan memenangkan 150 kursi. Hasil ini pun mengalami penurunaa dari 185 kursi pada 2014.

Karena tren penurunan ini, maka kedua partai arus utama ini tidak akan lagi menjadi mayoritas dan mereka membutuhkan kaum liberal untuk membendung kubu nasionalis. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top