Kuasai Saham, Ada Apa Tiba-tiba Elon Musk Justru Tolak Bangku Dewan Direksi Twitter?
Elon Musk Tolak Bangku Dewan Direksi Twitter
Setelah menjadi pemegang saham individu Twitter (TWTR) terbesar dengan membeli 9,2 persen saham pada Senin (4/4), Elon Musk justru enggan masuk ke jajaran dewan direksi Twitter.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Parag Agrawal selaku CEO Twitter dalam cuitannya.
"Elon memutuskan untuk tidak masuk jajaran dewan direksi kami (Twitter). Saya sudah memberitahu perusahaan, sekaligus berbagi dengan anda semua di sini," ujar Agrawal melalui laman Twitter resminya.
Padahal, Agrawal mengungkapkan Elon Musk telah secara resmi duduk di kursi direksi pada Sabtu (9/4).
"Penunjukan Elon Musk bergabung ke dewan efektif secara resmi dimulai pada Sabtu (9/4), tetapi Elon mengatakan pada pagi yang sama bahwa dia tidak akan lagi bergabung dengan dewan," tutur Agrawal.
Penunjukan Elon Musk menurut Agrawal dilakukan demi kebaikan perusahaan. Agrawal dan jajaran dewan direksi Twitter juga percaya bahwa Musk akan bertindak demi kepentingan Twitter.
"Kami sangat bersemangat untuk berkolaborasi dan menjelaskan risikonya. Kami juga percaya bahwa memiliki Elon sebagai fidusia perusahaan di mana dia, seperti semua anggota dewan, harus bertindak demi kepentingan terbaik perusahaan dan semua pemegang saham kami, adalah jalan terbaik ke depan. Dewan menawarinya kursi," ujar Agrawal dalam sebuah cuitan.
Terlepas dari posisi dewan direksi, Agrawal menegaskan bahwa dirinya dan Twitter akan senantiasa mendengar masukan dari jajaran pemegang sahamnya, tak terkecuali Elon Musk.
"Kami memiliki dan akan selalu menghargai masukan dari pemegang saham kami apakah mereka ada di dewan kami atau tidak," kata dia.
Keputusan Elon Musk untuk tidak masuk pada dewan direksi Twitter cenderung mengejutkan mengingat sehari setelah membeli 9,2 persen saham Twitter (TWTR), Musk mengungkapkan harapannya untuk bekerja dengan dewan direksi Twitter demi membuat peningkatan signifikan pada Twitter.
"Tak sabar bekerja dengan Parag & dewan Twitter untuk membuat peningkatan yang signifikan pada Twitter dalam beberapa bulan mendatang!" ujar Musk dalam cuitannya pada Selasa (5/4).
Tidak hanya itu, Elon Musk juga kerap mengkritik media sosial tersebut yang dianggap Musk membungkam kebebasan berpendapat penggunanya.
Pada bulan lalu misalnya, Elon Musk melalui akun Twitter pribadinya membuat sebuah jajak pendapat dan bertanya kepada 81 juta pengikutnya "Kebebasan berbicara sangat penting untuk jalannya demokrasi. Apakah Anda percaya Twitter secara ketat mematuhi prinsip ini?"
Cuitan tersebut lantas mendapat lebih dari 2 juta respon dengan 70 persen di antaranya menyatakan "tidak".
Elon Musk bahkan digadang-gadang oleh analis Wedbush Dan Ives akan mengambil sikap agresif dan menciptakan sejumlah gebrakan baru.
"Kami percaya Musk bergabung dengan Twitter akan mengarah pada sejumlah inisiatif strategis yang dapat mencakup berbagai kemungkinan jangka pendek dan panjang untuk perusahaan yang masih berjuang dalam perlombaan senjata media sosial," ujarnya.
Hingga kini, belum ada penjelasan lebih lanjut penyebab perubahan keputusan Elon Musk itu. Kendati demikian, Elon Musk tetap menjadi pemegang saham terbesar Twitter, mengungguli kepemilikan saham pendiri Twitter itu sendiri, yakni Jack Dorsey yang hanya memiliki 2,25 persen saham Twitter (TWTR).
Editor : Fiter Bagus
Komentar
()Muat lainnya