Kualitas Jalur Pantura Terus Ditingkatkan
Foto: istimewaJAKARTA- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga terus meningkatkan kemantapan jalan nasional Pantai Utara (Pantura) Jawa.
Peningkatan kondisi jalan dimaksudkan untuk memperlancar konektivitas jalur Pantura yang merupakan salah satu urat nadi transportasi dan logistik selain Jalan Tol Trans Jawa maupun jalan lintas Tengah, Selatan, dan Jalur Pantai Selatan (Pansela) Jawa.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Hedy Rahadian mengatakan alokasi anggaran preservasi untuk meningkatkan kemantapan Jalan Pantura pada 2023, yakni Jalan Pantura wilayah Banten sebesar 137 miliar rupiah atau naik dari 2022 sebesar 109 miliar rupiah, Jawa Barat dari 331 miliar menjadi 302 miliar rupiah, Jawa Tengah dari 203 miliar naik menjadi 543 miliar rupah dan Jawa Timur dari 365 miliar menjadi 348 miliar rupiah.
"Total anggaran preservasi jalan nasional di Pantura dari 2018 hingga 2023 sebesar 6,52 triliun rupiah," kata Dirjen Hedy Rahadian, Kamis (13/4).
Secara teknis, Hedy Rahadian menyampaikan bisnis proses pemrograman dan penganggaran preservasi yaitu running Integrated Road Management System (IRMS) menggunakan survei kondisi jalan semester 2 tahun sebelumnya. Data tersebut diinput dalam Sistem Masukan Data (SMD) dan selanjutnya dilakukan penajaman dengan balai di Ditjen Bina Marga.
Menurut Hedy, secara keseluruhan panjang jalan nasional lintas utara atau biasa disebut jalan Pantura dari wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sepanjang 1.219,43 kilometer (km) dengan kemantapan 96,15 persen. Artinya masih sekitar 4 persen atau 60-70 km dalam kondisi kurang mantab.
Hedy mengatakan kondisi tersebut disebabkan karena terjadi penurunan kemantaban jalan, khususnya di Pantura wilayah Jawa Tengah dari 97,45 persen (2020) menjadi 89,36 persen (2023).
"Permasalah Pantura secara umum adalah daerah yang suka terkena banjir, seperti di Jawa Tengah di wilayah utara Kudus dan Pati. Jalan ini kan sangat sensitif dengan kondisi basah. Tetapi untuk 2023 Pantura Wilayah Jawa Tengah sudah dianggarkan 543 miliar rupiah atau terbesar sejak 6 tahun terakhir untuk berbagai perbaikan," kata Hedy.
Menurut Hedy, selain genangan banjir di lokasi jalan Pantura, fenomena lain juga perlu menjadi perhatian adalah presentase kendaraan berat yang melintasi Jalan Pantura lebih besar dibanding Jalan Tol Trans Jawa. Berdasarkan data kondisi lapangan, lebih dari 80 persen kendaraan masih memilih jalan nasional sebagai jalur untuk melintasi Pantura, sehingga distribusi kendaraan belum merata dan beban terbesar masih pada jalan nasional.
"Terdapat kenaikan jumlah kendaraan berat di jalan nasional yang menyebabkan umur rencana pada perkerasan jalan tidak tercapai. Pada 2022 komposisi kendaraan berat di jalan nasional mencapai 31,16 persen dan terdapat kenaikan dibanding 2021 yang sebesar 24,13 persen," kata Hedy.
Jalur Strategis
Dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (12/4), Pimpinan Rapat Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras mengatakan Jalur Pantura merupakan ruas jalan yang memiliki nilai strategis karena melintasi berbagai kota/kabupaten besar di Pulau Jawa, sehingga penanganan jalan harus dilakukan secara komprehensif.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Gagasan dari 4 Paslon Pilkada Jabar untuk Memperkuat Toleransi Beragama
- 2 Pasangan Andika-Hendi Tak Gelar Kampanye Akbar Jelang Pemungutan Suara Pilgub Jateng
- 3 Cawagub DKI Rano Karno Usul Ada Ekosistem Pengolahan Sampah di Perumahan
- 4 Pusat perbelanjaan konveksi terbesar di Situbondo ludes terbakar
- 5 Ini Cuplikan Tema Debat Ketiga Pilkada DKI