Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Komoditas Ekspor I Pasokan Air Jadi Tantangan untuk Memproduksi Bawang Merah

Kualitas Bawang Merah Ditingkatkan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Hingga November 2018, bawang merah akan diekspor ke sejumlah negara Asia Tenggara yang memiliki pasar besar, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.

Jakarta - Pemerintah mendorong petani di sentra produksi bawang merah agar dapat menghasilkan produk panenan berkualitas sesuai kebutuhan ekspor. Namun, peningkatan kualitas tersebut di sejumlah sentra produksi terkendala masalah pengairan akibat kemarau panjang.

"Yang jelas, kami mendorong petani di sentra produksi bawang merah agar menghasilkan yang berkualitas, terutama dihasilkan dengan waktu panen yang baik antara Juli sampai November," kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, saat dihubungi Antara, di Jakarta, Minggu (19/8).

Prihasto memaparkan ciri-ciri bawang merah berkualitas ekspor tersebut adalah berukuran diameter minimal 2,5 cm, berbentuk bulat tidak lonjong, dan berwarna merah terang. Ada pun Kementerian Pertanian menargetkan ekspor bawang merah sepanjang 2018 sebanyak 15 ribu ton, atau naik dua kali lipat dari tahun lalu sebanyak 7.750 ton.

Prihasto menuturkan hingga November 2018, bawang merah akan diekspor ke sejumlah negara Asia Tenggara yang memiliki pasar besar, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.

Baca Juga :
Panen Melati

Pada awal Juli lalu, Indonesia mengekspor 6.000 ton bawang merah ke Singapura. Bawang merah tersebut berasal dari PT PT Aman Buana Putera, Surabaya, Jawa Timur. Setelah itu, ekspor kembali dilakukan dari salah satu sentra pertanian bawang merah, yakni Brebes, Jawa Tengah, sebanyak 5.600 ton bawang merah ke Thailand. Ekspor tersebut dilakukan oleh PT Revi Makmur Sentosa.

Data Kementan menunjukkan, penghentian impor bawang merah sudah dilakukan sejak 2016, justru malah mengekspor sebanyak 736 ton. Setahun kemudian yakni pada 2017, Indonesia kembali mengekspor sebanyak 7.750 ton atau naik 93,5 persen dari tahun sebelumnya.

Ekspor tersebut sejalan dengan naiknya luas areal tanam bawang merah, jadi 158.172 hektare pada tahun 2017 atau naik 5,71 persen dibanding 2016. Kabupaten Brebes menyumbang 18,5 persen areal tanam bawang merah secara nasional.

Masalah Perairan

Namun, Dewan Bawang Merah Indonesia (DBMI) memperingatkan pasokan air menjadi tantangan untuk memproduksi bawang merah, terutama dengan kualitas ekspor di tengah musim kemarau panjang. Pasalnya, bawang merah termasuk komoditas yang sangat membutuhkan air selama masa penanaman.

"Justru kalau di musim kering, selama airnya tercukupi, kualitasnya sangat bagus, bisa besar-besar bawangnya. Tantangannya harus siap dengan pasokan air, bagaimana selalu tercukupi," kata Ketua Umum DBMI, Mudatsir, saat dihubungi Antara, di Jakarta, kemarin.

Mudatsir menjelaskan, di tengah musim kemarau yang diperkirakan terjadi sampai September, justru produksi bawang merah yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dari musim hujan. Bawang merah yang dihasilkan akan memiliki umbi yang besar, sehat, dan memiliki volume tonase yang sesuai dengan kualitas ekpor serta produktivitas yang lebih tinggi.

Mudatsir menjelaskan bahwa sejumlah petani terutama di sentra produksi bawang merah, seperti Brebes, dan wilayah di Jawa Timur, seperti Nganjuk, Malang, Probolinggo, Bojonegoro, Sumenep, Sampang, Pamekasan, Mojokerto, hingga Bondowoso, sudah mempersiapkan pompa air untuk mencukupi pasokan air.

Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top