KTT G20 Akan Bahas Perdagangan Bebas

BERLIN- Pertemuan kelompok 20 atau G20, akan memfokuskan pada keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif ketimbang kemakmuran pribadi suatu negara. Demikian disampaikan Kanselir Jerman, Angela Merkel, Minggu (2/7).

"Bukan sekadar pertumbuhan ekonomi, tetapi lebih pada pertumbuhan yang berkesinambungan. Kita harus mencari sebuah solusi yang menguntungkan seluruh pihak. Permasalahan ini terus muncul, yakni bagaimana kita mencapai inklusif atau pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan," kata Merkel, yang akan kembali mencalonkan diri sebagai Kanselir Jerman dalam pemilu September mendatang.

Dalam pernyataannya,Merkel enggan membicarakan soal aksi protes yang terjadi di Hamburg pada Minggu, di mana pihak keamanan Jerman sangat khawatir terhadap kemungkinan tindakan-tindakan sabotase di Jerman. Namun Merkel menyadari masalah non-tradisional ini masuk dalam agenda G20.

"Jika kami sederhanakan terkait pengalaman kami di masa lalu, perkembangan dunia jelas belum berkesinambungan dan inklusif. Kita harus melindungi kesepakatan melindungi lingkungan, membuka pasar dan meningkatkan kesepakatan-kesepakatan perdagangan, dimana konsumen, masyarakat dan standard lingkungan, dilindungi," kata Merkel.

Dalam pidatonya dihadapan anggota parlemen pada akhir pekan lalu, Merkel berjanji dalam pertemuan G20 nanti akan memperjuangkan perdagangan bebas dan menyoroti upaya multilateral dalam memerangi perubahan iklim. Peryataan Merkel itu, bertolak belakang dengan kebijakan-kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Disambut Unjuk Rasa

Hamburg, Jerman, akan menjadi tuan rumah pertemuan G20, yang akan diselenggarakan pada 7 Juli dan 8 Juli 2017. Pada Minggu , sekitar 10.000 demonstran melakukan aksi jalan untuk menentang pertemuan G20 di kota tersebut. Pertemuan ekonomi terbesar, G20 rencananya akan diamankan oleh 21.000 aparat kepolisian dari penjuru Jerman.

Pertemuan kelompok 7 atau G7 di kota Sicily pada bulan lalu mengekspose adanya perbedaan mencolok antara negara-negara Barat dengan Trump terkait permasalahan perubahan iklim, perdagangan dan migrasi. Setelah pertemuan G7, Trump menyatakan AS menarik diri dari kesepakatan untuk memerangi perubahan iklim yang dibuat di kota Paris pada 2015.uci/rtr/AR-3