Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I AS dan Tiongkok Sambut Positif KTT Antar-Korea di Pyongyang

KTT Diharapkan Bisa Akhiri Perang

Foto : AFP/Jung Yeon-je

Pidato Moon l Presiden Korsel, Moon Jae-in (bawah) saat berpidato dalam peringatan 73 tahun pembebasan Korea dari pemerintahan pendudukan Jepang pada 1945 yang digelar Rabu (15/8) di Museum Nasional Korea, Seoul. Dalam pidatonya, Presiden Moon berharap kunjungannya ke Pyongyang pada September untuk menghadiri KTT antar-Korea, bisa secara resmi mengakhiri perang antara Korsel dan Korut.

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Korsel, Moon Jae-in, menyatakan bahwa saat ia menghadiri KTT antar-Korea di Pyongyang pada September mendatang bisa jadi sebuah catatan sejarah bagi perdamaian dengan diakhirinya perang.

SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, mengatakan bahwa rencana kunjungannya ke Pyongyang bulan depan, diharapkan bisa jadi langkah bersejarah bagi diakhirinya secara resmi perang dengan Korea Utara (Korut).

Sebelumnya Korsel dan Korut pada awal pekan ini sepakat untuk menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) yang mempertemukan Presiden Moon dan pemimpin Korut, Kim Jong-un, pada September. Jika tak ada aral melintang, kunjungan Presiden Moon ke Pyongyang akan jadi kunjungan pertama pemimpin Korsel ke Pyongyang sejak 2007.

"Para pemimpin akan mengambil langkah penting dengan menyatakan diakhirinya perang dan ditekennya traktat perdamaian," kata Presiden Moon dalam pidato memperingati 73 tahun pembebasan Korea dari pemerintahan pendudukan Jepang pada 1945 yang digelar Rabu (15/8) di Museum Nasional Korea, Seoul. "Sikap saling tidak percaya yang telah mengakar harus disingkirkan dari masing-masing pihak agar bisa mencapai kesepakatan damai," imbuh Presiden Korsel.

Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata bukan melalui perjanjian perdamaian. Kondisi itu membuat dua negara hingga saat ini masih dalam konflik.

Pernyataan diakhirinya perang adalah salah satu kesepakatan yang dibahas dalam KTT antar-Korea pada April lalu, namun progresnya belum terlihat karena Korut dan Amerika Serikat (AS), hingga saat ini masih bersitegang mengenai denuklirisasi di Korut dan mempertahankan sanksi internasional terhadap Pyongyang.

Pihak Kementerian Luar Negeri AS pada Selasa (14/8) lalu menyatakan bahwa Washington DC mendukung terjadinya perdamaian, namun misi utama mereka adalah mengakhiri programn persenjataan misil dan nuklir Korut.

"Fokus utama kami adalah denuklirisasi di Semenanjung Korea," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert.

Sementara itu Tiongkok menyambut gembira rencana akan digelarnya KTT antar-Korea di Pyongyanag pada September. "Kami mempercayai perundingan itu akan membantu mempromosikan denuklirisasi di Semenanjung Korea," demikian pernyataan Beijing.

Jalur Kereta

Selain berupaya mencapai perdamaian, Presiden Korsel dalam pidatonya juga berencana untuk membangun jalur rel kereta di Asia, termasuk menyambungkan jalur kereta dengan Korut. Rencana Moon ini selain untuk menguatkan tekad menuju perdamaian dan kemakmuran setelah dua negara itu dilanda konflik selama beberapa dekade.

"Jalur ini akan mengarah pada blok energi dan ekonomi di timur laur Asia dengan melebarkan sayap ke belahan benua utara dan akan jadi landasan bagi koeksistensi dan kemakmuran," pungkas dia.

AFP/AlJazeera/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top