Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Akibat Perang Menyedihkan, Ini Jeritan Janda Warga Ukraina: Suami Akan Hidup Jika Bertahan Hingga Terima Bantuan

Foto : ANTARA/REUTERS/Alexander Ermochenko

Makam warga yang tewas dalam serangan Rusia di Ukraina berada di sebuah halaman, kota pelabuhan yang terkepung Mariupol, Ukraina, Rabu (23/3/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Mariupol - Andaikan suami Alexandra, penduduk Mariupol, bisa bertahan hidup lebih lama untuk menerima bantuan kemanusiaan yang akhirnya tiba pada Kamis (24/3) ke bagian dari kota yang terkepung itu, dia akan hidup.

Namun, karena menderita diabetes, dia mengalami koma dan meninggal. Dia dimakamkan di sepetak lahan tanaman bunga.

Alexandra yang setengah baya dan bertutur lembut--dia tidak menyebut nama belakangnya-- termasuk di antara kerumunan orang yang diam-diam mengantre di Mariupol untuk menerima paket bantuan.

Kota pelabuhan wilayah tenggara itu telah menjadi titik fokus perang yang berkecamuk di Ukraina.

Di bawah pemboman besar-besaran oleh pasukan Rusia, kota itu telah menjadi gurun, warganya berlindung di ruang bawah tanah dengan sedikit makanan dan air.

Pasukan Rusia telah merebut beberapa bagian kota, menurut pejabat Ukraina.

Di depan tempat yang semula pusat perbelanjaan, penduduk menunggu dengan sabar untuk mendapat jatah kotak bantuan, yang bertuliskan "Z" yang disebut Rusia sebagai "operasi khusus".

Ratusan orang dari segala usia, mengenakan mantel dan topi melawan dingin, muncul dari reruntuhan menuju antrean.

Di satu tempat, mereka mengisi daya ponsel mereka di meja luar yang menyediakan deretan colokan.

"Hidup di kota ini sulit sekarang, kami tidak punya apartemen--itu terbakar habis," kata Alexandra.

Kerabat suaminya di Rusia belum tahu dia telah meninggal, katanya.

Pendeta telah menyelenggarakan kebaktian untuknya sehari sebelumnya dan Alexandra ingin memastikan sang suami dimakamkan dengan layak dan memiliki sertifikat kematian.

Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi detail cerita itu.

"Kami berencana untuk pergi tetapi sangat sulit saat ini," kata Alexandra.

"Saya tidak bisa meninggalkan suamiku di sepetak lahan tanaman bunga."

"Dan kemudian kami tidak bisa pergi ke mana pun."


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top