Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 23 Des 2024, 22:59 WIB

Dukung Perkembangan Digital dan Kenyamanan Transaksi di Pasar Modal, KSEI Lakukan Sejumlah Inovasi

Direktur Utama PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Samsul Hidayat (kiri) memaparkan pencapaian KSEI tahun 2024 di Jakarta, Senin (23/12)

Foto: Koran Jakarta/M. Fachri

Jakarta – Memasuki usia ke-27, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terus berupaya berkomitmen dalam melakukan berbagai inovasi untuk mengembangkan dan meningkatkan kenyamanan bertransaksi di pasar modal Indonesia. Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun KSEI (23/12), Direksi KSEI menyampaikan pencapaian yang telah diraih sepanjang tahun 2024, serta beberapa update dari program strategis KSEI yang telah berhasil dikembangkan.

1734969327_57cf9233f21bc1451b50.jpg

Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat menyampaikan, “Beberapa pencapaian dan pengembangan infrastruktur yang telah berhasil dilakukan sepanjang tahun 2024, antara lain pengembangan Centralized Investor Data Management System (CORES.KSEI), perluasan fungsi Sistem Multi Investasi Terpadu (S-MULTIVEST) untuk perusahaan asuransi dan KSEI-Cash Management System (K-CASH). Ketiga pengembangan tersebut merupakan proyek multi years yang pengembangannya telah dilakukan oleh KSEI sejak beberapa tahun terakhir. Selain itu, baik CORES.KSEI, perluasan S-MULTIVEST, dan K-CASH merupakan bagian rencana strategis KSEI yang berhasil terealisasi,” ungkap Samsul.

Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Manajemen Informasi KSEI Dharma Setyadi menjelaskan lebih lanjut mengenai implementasi CORES.KSEI. Pada 5 Maret 2024, KSEI berhasil meluncurkan CORES.KSEI yang merupakan platform untuk Layanan Administrasi Prinsip Mengenali Nasabah (LAPMN). Melalui CORES.KSEI, pemakai jasa dan investor pasar modal dapat menggunakan platform terintegrasi untuk digitalisasi data dan dokumen Know Your Customer (KYC) nasabah. Sehingga, sharing data KYC pada proses pembukaan rekening berikutnya dapat lebih efisien dan tidak diperlukan proses berulang.

Menurut Dharma, pengembangan CORES.KSEI merupakan upaya KSEI untuk mendukung akselerasi pendalaman pasar melalui kemudahan proses customer due diligence (CDD) dan/atau enhanced due diligence (EDD) yang dilakukan oleh Pelaku Jasa Keuangan terhadap nasabah. Kemudahan pembukaan rekening diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam pertumbuhan jumlah investor di pasar modal, didukung dengan platform yang berbasis digital.

1734969461_9fc55d73f5d1153ca11b.jpg

Lebih lanjut Dhama menyampaikan, pada 21 Mei 2024 untuk pertama kalinya KSEI berkolaborasi dengan perusahaan asuransi yaitu PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) dengan meluncurkan penggunaan layanan S-MULTIVEST. Platform ini merupakan pengembangan dari Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu (S-INVEST) yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi transaksi reksa dana sejak tahun 2016. “Kedua sistem tersebut merupakan salah satu tonggak sejarah pengembangan pasar modal Indonesia, karena KSEI berhasil mengembangkan sistem terintegrasi untuk proses administrasi dan transaksi produk investasi.” kata Dharma.

Pada 18 Desember 2024, rencana strategis lain yang telah berhasil dilakukan KSEI adalah pengembangan aplikasi khusus untuk pengelolaan transaksi reksa dana yakni K-CASH. Aplikasi K-CASH ini dikembangkan KSEI untuk memberi kemudahan bagi investor dalam bertransaksi reksa dana yang lebih efisien. Direktur Penyelesaian, Kustodian, dan Pengawasan KSEI Eqy Essiqy menyebutkan, “Pengembangan K-CASH merupakan respon KSEI terhadap perkembangan transaksi reksa dana di pasar modal yang sangat dinamis, khususnya terkait penggunaan platform digital yang saat ini telah menjadi pilihan utama investor”.

K-CASH dapat menyediakan mekanisme pengganti virtual account dengan menggunakan Investor Fund Unit Accout (IFUA) sebagai alternatif untuk penyimpanan dana investor yang lebih terjamin. Penggunaan IFUA juga dapat memberikan transparansi posisi dana selama proses transaksi, karena dapat dipantau langsung oleh investor.

Pada kesempatan ini, Eqy juga menyampaikan, “KSEI selalu berupaya meningkatkan kemudahan investor dari mulai proses pembukaan rekening sampai bertransaksi di pasar modal, sehingga investor merasa nyaman dan mudah untuk berinvestasi di pasar modal. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya jumlah Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN) dan Bank Pembayaran menjadi 23 bank, dengan rincian 15 Bank yang sebelumnya menjadi Bank Administrator RDN dan Bank Pembayaran, dan 8 Bank baru. Berbeda dengan sebelumnya, pada periode 2024-2029 seluruh Bank Administrator RDN juga akan berperan menjadi Bank Pembayaran KSEI, sehingga dapat menjalankan fungsi penyelesaian transaksi efek di pasar modal, dan memberikan alternatif penyediaan fasilitas intraday kepada Perusahaan Efek,” papar Eqy.

Komitmen KSEI lainnya untuk mendukung fungsi pasar modal sebagai alternatif pendanaan bagi Usaha Kecil Menengah (UKM), adalah dengan mengembangkan platform terintegrasi layanan urun dana atau Securities Crowfunding (SCF) yang saat ini tengah dikembangkan. Direktur Keuangan dan Administrasi KSEI Imelda Sebayang menjelaskan, merujuk ke beberapa negara lain, instrumen layanan urun dana menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi, khususnya UKM.

Salah satu dukungan yang direncanakan KSEI untuk pengembangan layanan urun dana adalah dengan membangun platform integrasi layanan urun dana pada tahun ini, yang direncanakan terealisasi tahun 2025 mendatang. “Platform ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi maupun efektifitas proses bisnis pada layanan urun dana tersebut. Infrastruktur terbaru KSEI ini diharapkan akan membantu mobilisasi dan penyaluran modal agar terdistribusi secara transparan,” kata Imelda.

Untuk mendukung perkembangan pasar modal serta memperluas kerja sama internasional, pada 11 September 2024, KSEI melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU) dengan Central Depository Systems (Private) Limited yang merupakan lembaga Kustodian sentral di Sri Lanka. Kerja sama ini merupakan kerja sama yang ke-9 antara KSEI dengan lembaga Kustodian dari wilayah Asia-Pasifik. “MoU ini merupakan salah satu langkah strategis untuk memantapkan KSEI sebagai lembaga Kustodian sentral yang kredibel dan berdaya saing di tingkat global”, jelas Imelda.

Imelda juga menyebutkan, perluasan kerja sama internasional lainnya yang dilakukan KSEI meliputi partisipasi KSEI sebagai anggota The Association of Eurasian Central Securities Depositories (AECSD). Bergabungnya KSEI ke AECSD bertepatan dengan penyelenggaraan AECSD AMEDA Istanbul Summit pada 2-4 Oktober 2024 di Turki. Hal ini menjadi momen penting karena AECSD adalah wadah bagi anggotanya dalam kegiatan berbagi informasi maupun melakukan upaya peningkatan layanan penyimpanan efek yang wajar antar anggota Central Securities Depositories (CSD). Sampai saat ini, anggota yang telah bergabung dengan AECSD terdiri dari 15 negara Eurasia, yaitu Azerbaijan, Armenia, Belarus, Georgia, India, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia, Turki, Tajikistan, Uzbekistan, Iran, Mongolia, dan Korea Selatan.

KSEI sendiri telah memformalkan kemitraan lewat beberapa Nota Kesepahaman (MoU) dengan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di negara lain, sebagai bagian dari visi jangka panjang. Forum AECSD ini juga menjadi komitmen KSEI untuk tetap aktif menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi internasional. Ke depannya, KSEI akan terus mendorong peningkatan efisiensi dan transparansi di pasar modal dan keuangan Indonesia.

Dari sisi jumlah investor, dari akhir Desember 2023 hingga 29 November 2024, jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal tumbuh 20% dari 12,17 juta SID menjadi 14,58 juta SID. Samsul mengatakan, jumlah tersebut merupakan jumlah SID terkonsolidasi yang terdiri dari investor saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBN) dan efek lain yang tercatat di KSEI. Secara rinci, terdapat 6,27 juta investor yang memiliki saham dan efek lainnya (meningkat 19% dari tahun 2023 yakni 5,26 juta investor) dan 13,76 juta investor memiliki aset reksa dana (meningkat 21% dari tahun 2023 yakni 11,42 juta investor).

Samsul juga menjelaskan, total aset yang tercatat di KSEI per tanggal 29 November 2024 meningkat menjadi 8,05 triliun Rupiah sejalan dengan peningkatan IHSG dan kapitalisasi pasar. Peningkatan juga tercatat pada aset under management (AUM) reksa dana yang tercatat di KSEI sampai dengan 29 November 2024 menjadi 803 triliun Rupiah.

Sebagai penutup, Samsul menyebutkan harapannya agar di usia ke-27 tahun KSEI selalu siap memberikan performa yang terbaik untuk mendukung pengembangan pasar modal Indonesia melalui pengembangan infrastruktur yang inovatif dan sesuai dengan dinamika.

Redaktur: -

Penulis: -

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.