Krakatau Steel dan Tata Metal Lestari Kerjasama Kembangkan Total Steel Solution
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk bersama PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) kembangkan produk KRASHome, bangunan hunian berbahan dasar konstruksi baja modern dengan konsep Light Pre-Engineered Building (Light PEB).
Kerja sama untuk pengembangan Total Steel Solution ini resmi bergulir usai ditandatanganinya nota kesepakatan bersama (MoU) antara kedua belah pihak yang dilakukan di pabrik PT Tata Metal Lestari di kawasan Industri Delta Silicon Valley, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis (31/3) lalu. Nota Kesepakatan itu ditandatangani oleh Direktur Pengembangan Usaha Krakatau Steel, Purwono Widodo dan Vice President PT Tata Metal Lestari, Stephanus Koeswandi.
"KRASHome ini adalah hasil dari perpaduan desain struktur Cold-Form Galvalume Steel dengan penggunaan material berkualitas tinggi. Konsep Light Pre-Engineered Building ini berarti konstruksinya ringan dan mudah dirangkai," jelas Purwono.
Bahan baku dari Cold-Form Galvalume Steel yang digunakan PT Tata Metal Lestari merupakan produk Cold Rolled Coil (CRC) Krakatau Steel dengan spesifikasi CRC full hard SPCC 1D. Purwono menambahkan bahwa system pemasangan KRASHome yang efektif dan efisien menghasilkan bangunan yang kuat dan cepat pembangunannya. Penggunaan baja purlin atau baja lapis galvanis kekuatan tinggi (hi-ten) untuk seluruh struktur utama dari baja lapis aluminium-zinc, membuat umur pakai bangunan menjadi lebih panjang dan ekonomis.
- Baca Juga: Perjalanan Satu Tahun Indonesia Asri
"Semua komponen baja Purlin diproduksi dengan system cut to length (sesuai kebutuhan) sehingga tidak ada bahan terbuang. Lubang baut juga dibuat secara otomatis dan terintegrasi dengan produksi baja Purlin sehingga menghasilkan produk yang lebih presisi," lanjut Purwono.
Produk KRASHome ini juga nantinya akan membantu memperluas pasar baja Krakatau Steel yang diperkuat dengan mitra strategis Krakatau Steel, yakni PT Tata Metal Lestari, yang juga sudah dikenal dengan produk baja purlinnya di pasar konstruksi Indonesia.
Di kesempatan yang sama, Vice Presiden PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group), Stephanus Koeswandi menyebutkan, sebelumnya PT Tata Metal Lestari sudah lebih dulu berinovasi dengan membuat hunian berbasis konstruksi baja ringan yang ditujukan untuk hunian, baik itu hunian komersil maupun hunian sementara dan hunian tetap di lokasi yang terdampak bencana.
Karena inovasinya, produk yang kemudian diberinama rumah instan Domus ini mendapat penghargaan di ajang Rintisan Teknologi Industri (RINTEK) 2021. Penghargaan ini diberikan pemerintah sebagai bentuk apresiasi kepada industri nasional yang secara konsisten telah berhasil menghasilkan dan mengimplementasikan pemanfaatkan teknologi industri melalui investasi dan aktivitas pengembangan teknologi secara mandiri.
"Ciri khas hunian berbasis konstruksi baja dari PT Tata Metal Lestari adalah proses perangkaiannya yang mudah dilakukan dan relative cepat, karena itu yang dibutuhkan di daerah-daerah yang terkena bencana. Dari situ kami menginisiasi hal serupa yang ditujukan untuk pembangunan mess karyawan seperti KRASHome ini. Bedanya dengan produk terdahulu kami, KrasHome dirancang untuk kapasitas yang lebih besar. Bisa dibangun 2 atau 3 lantai yang bisa ditempati ratusan orang dengan aman dan nyaman," ujar Stephanus.
Sebelumnya, usai menemani rombongan PT Karakatau Steel berkeliling ke fasilitas produksi PT Tata Metal Lestari, GM Business Development Tatalogam Group, Harsono Mintono juga menjelaskan, penggunaan system koneksi struktur baja menggunakan baut/mur anti karat baik pada rumah Domus maupun KrasHome memudahkan untuk bongkar pasang konstruksi baja yang struktur bajanya menggunakan material coated steel high-tensile.
"Waktu instalasi yang singkat sehingga bangunan bisa lebih cepat digunakan kemudian berat bangunan yang jauh lebih ringan menjadi keunggulan produk ini. Secara keseluruhan, penggunaan KRASHome hunian konstruksi baja ini juga jadi lebih ekonomis" tutup Harsono kepada wartawan.
Pada kesempatan terpisah, Ketua Umum Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) Nicolas Kesuma mengatakan masih ada beberapa kebijakan yang masih harus diperjuangkan agar upaya percepatan ekonomi nasional bisa diwujudkan. Salah satunya terkait terkait kebijakan SNI wajib untuk profil baja ringan. Karena dengan adanya kewajiban SNI untuk profil baja ringan, industri ini akan semakin terlindungi dari persaingan tidak sehat yang dilakukan oleh Negara-negara lain pengekspor baja di dunia.
"Sesuai dengan target awal ARFI, kita masih menunggu kebijakan untuk SNI wajib untuk profil baja ringan. Karena ini merupakan kepentingan nasional yang harus kita jaga bersama-sama. Dengan SNI Wajib untuk profil baja ringan, masyarakat Indonesia sebagai konsumen akan terhindar dari bahaya yang dapat ditimbulkan dari produk baja ringan yang kualitasnya tidak bisa dipertanggungjawabkan," tutupnya Nicolas.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Daftar Nama Jemaah Haji Khusus Akan Transparan
- 2 Perlu Dihemat, Anggaran Makan ASN Terlalu Besar Rp700 Miliar
- 3 Kota-kota di Asia Tenggara Termasuk yang Paling Tercemar di Dunia
- 4 Pertamina Tegaskan Komitmen Terhadap Transisi Energi Berkelanjutan di Forum Ekonomi Dunia 2025
- 5 Mantan Host Fox News Pete Hegseth Terpilih Jadi Menteri Pertahanan AS
Berita Terkini
- Perjalanan Satu Tahun Indonesia Asri
- Jannik Sinner Taklukkan Zverev untuk Pertahankan Gelar Australian Open
- Wamenekraf Dukung Gim Lokal untuk Mendunia
- Antisipasi Lonjakan Penumpang, KAI Daop 1 Jakarta Operasikan 7 KA Tambahan di Libur Isra Mikraj dan Imlek
- Pemain Bertahan Timnas Indonesia Kevin Diks Resmi Berseragam Monchengladbach Pada Musim Panas Mendatang