KPU DKI Evaluasi Partisipasi Pemilih Pilkada
Ketua KPU DKI Wahyu Dinata.
Foto: ANTARA/Lia Wanadriani SantosaJAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mengevaluasi capaian tingkat partisipasi pemilih di Pilkada 2024 yang diduga lebih rendah dibandingkan pemilihan umum presiden dan wakil presiden (Pilpres) serta Pemilu Legislatif (Pileg) 2024.
"Menurut pemantauan kami, alur pemilih di TPS (tempat pemungutan suara) agak renggang. Tapi, kami belum tahu angka pastinya berapa tingkat partisipasi. Tapi untuk pilkada, memang biasanya cenderung lebih rendah dari pilpres," kata Ketua KPU DKI Wahyu Dinata dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Wahyu mengatakan KPU di beberapa provinsi lain juga menemukan hal serupa yakni tingkat partisipasi pemilih yang tidak terlalu bagus.
Menurut dia, melalui evaluasi nantinya akan diketahui penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih. Bisa jadi, karena program-program sosialisasi KPU DKI yang kurang baik diterima masyarakat, atau memang ada kondisi tertentu. Evaluasi juga dilakukan dalam rangka mencapai perbaikan untuk ke depannya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Hubungan Masyarakat KPU DKI Jakarta Astri Megatari juga menyatakan hasil pemantauan sementara di lapangan, bahwa tingkat partisipasi pemilih untuk menyalurkan hak suara di tempat pemungutan suara (TPS) pada Pilkada 2024, lebih rendah ketimbang Pilpres dan Pileg 2024.
Menurut dia KPU DKI sudah melakukan upaya semaksimal mungkin untuk melakukan sosialisasi, pendidikan pemilih maupun penyampaian informasi pada masyarakat luas.
"Berbagai cara kami lakukan. Lebih dari 100 lokasi kami sudah lakukan sosialisasi ke komunitas, ormas, lalu sekolah, kampus untuk pemilih pemula dan muda," ujar dia.
Dikatakan Astri, sosialisasi juga dilakukan ke tingkat kelurahan, forum-forum warga (dilakukan oleh kelurahan), dengan ragam bentuk sosialisasi seperti kegiatan olahraga, membuka booth (stan) pada kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB).
"Sosialisasi di tempat-tempat keramaian seperti pasar, mal atau lainnya. Dilakukan secara keliling juga oleh teman-teman kabupaten/kota," kata dia.
Di sisi lain, informasi terkait pemilu pun disampaikan pada publik sejak awal tahapan.
Lalu berbicara target tingkat partisipasi, sambung dia, KPU DKI tidak menetapkannya secara pasti. Namun, sekali lagi, Astri menegaskan telah berupa upaya sebaik mungkin agar pemilih dapat terfasilitasi dan datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilihnya.
Sementara itu, merujuk data KPU DKI, angka partisipasi pemilih di DKI Jakarta pada Pileg 2009 misalnya, sekitar 58,3 persen, lalu angkanya meningkat menjadi 66,5 persen pada Pileg 2014, dan kembali meningkat menjadi 79 persen pada Pemilu 2019.
Berita Trending
- 1 Perlu Ditiru Pejabat Lain, Menteri Agama Nasaruddin Umar Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 2 BMKG: 10 daerah di Sumsel dilanda hujan ekstrem pada hari pencoblosan
- 3 Ini yang Dilakukan Dua Kementerian untuk Majukan Ekonomi Daerah Transmigrasi
- 4 Menag Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 5 Dua Petugas Pemilu di Jatim Meninggal Dunia, Tujuh Orang Sakit