Jum'at, 29 Nov 2024, 02:59 WIB

Korut Tak Sangkal Laporan Pengerahan Pasukan ke Russia

­Utusan Korut untuk PBB, Kim Song, berpidato pada Sidang Umum PBB di New York, AS, pada  September 2022 lalu. Pada sebuah pertemuan DK PBB Rabu (27/11) lalu, Dubes Kim tak menyangkal atau mengkonfirmasi bahwa negaranya telah mengirim pasukan ke Rusia

Foto: AFP/Yuki IWAMURA

NEW YORK - Utusan Korea Utara (Korut) untuk PBB tak menyangkal atau mengkonfirmasi bahwa negaranya telah mengirim pasukan ke Russia untuk membantu perangnya melawan Ukraina, dan menambahkan bahwa Pyongyang semata-mata hanya memenuhi kewajibannya di bawah perjanjian keamanan Korut-Russia.

Presiden Russia, Vladimir Putin, dan pemimpin Korut, Kim Jong-un, sebelumnya memang telah  meneken sebuah perjanjian penting tentang kemitraan strategis komprehensif pada tanggal 19 Juni di Pyongyang setelah pertemuan puncak, yang mencakup klausul bantuan pertahanan timbal balik yang berlaku jika terjadi agresi terhadap salah satu dari para penandatangan.

Menanggapi pertanyaan dari Wakil Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Robert Wood, mengenai pengiriman pasukan Pyongyang ke Russia, Dubes Korut untuk PBB, Kim Song, mengatakan bahwa negaranya akan dengan setia memenuhi kewajiban kami di bawah perjanjian Korut-Russia.

“Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif antara Korut dan Russia sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional dan Piagam PBB. Oleh karena itu, Korut akan dengan setia menjaga kewajibannya di bawah perjanjian ini,” kata Dubes Kim dalam pertemuan Dewan Keamanan yang diadakan di markas besar PBB, Rabu (27/11).

AS dan Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa pasukan Korut telah bertempur di wilayah perbatasan Kursk di barat daya Russia melawan pasukan Ukraina yang menduduki sebagian wilayah tersebut pada awal Agustus. AS memperkirakan bahwa lebih dari 10.000 tentara Korut telah dikirim ke Kursk dan mereka telah memulai operasi tempur bersama pasukan Russia.

Dubes Kim menambahkan bahwa Korut dan Russia sedang mengembangkan hubungan bilateral di semua bidang, termasuk politik, ekonomi, militer, dan budaya, sesuai dengan perjanjian mereka.

“Korut akan dengan setia memenuhi kewajibannya di bawah perjanjian dan memperkuat hubungan untuk melindungi kepentingan fundamental rakyat kedua negara, berkontribusi pada perdamaian dan keamanan regional dan kooperatif, dan mewujudkan keadilan internasional,” kata Kim.

Pengiriman Misil

Secara terpisah, Dubes Wood mengatakan bahwa Korut sedang bersiap untuk mengirimkan sejumlah misil balistik baru ke Russia, menambah lebih dari 100 misil balistik yang telah dipasok, yang telah digunakan Russia untuk menyerang Ukraina.

“Korut sedang mempersiapkan untuk mentransfer lebih banyak lagi misil balistik,” kata Wood, seraya menambahkan bahwa Korut sebelumnya secara ilegal memasok lebih dari 18.000 kontainer amunisi dan bahan terkait kepada Russia, serta lebih dari 100 misil balistik.

“Semuanya telah digunakan untuk menyerang daerah berpenduduk seperti Kyiv dan Zaporizhzhia,” imbuh dia.

Wood menambahkan bahwa AS memiliki informasi yang mengindikasikan bahwa Russia menggunakan sejumlah besar sistem artileri berpeluncur mandiri 170 mm dan peluncur roket ganda 240 mm yang diproduksi oleh Korut di garis depan.

Pernyataan Wood tersebut mengkonfirmasi pernyataan Korsel pekan lalu bahwa Korut telah mengekspor amunisi artileri dan peluncur tambahan ke Russia.

Korsel bulan lalu mengatakan bahwa Korut diyakini telah mengirim sekitar 7.000 kontainer senjata ke Russia selama dua bulan sebelumnya, sehingga jumlah total kontainer menjadi 20.000 unit. KBS/RFA/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Ilham Sudrajat

Tag Terkait:

Bagikan: