Krisis Semenanjung Korea I Analis: Korut Ingin Semenanjung Jadi Area Ketegangan Militer
Korut Kecam Menhan Korsel
Foto : AFP/SONG Kyung-Seok
Menhan Korsel l Menteri Pertahanan Korsel, Shin Won-sik (kedua dari kanan) saat mengunjungi kapal induk nuklir AS, USS Carl Vinson, yang merapat di pangkalan AL Busan pada November lalu. Pada Senin (5/2), Korut mengecam Menhan Shin Won-sik karena telah memperingatkan tentang berakhirnya rezim Korut.
Korut mengecam pernyataan Menhan Korsel tentang berakhirnya rezim Korut dan menyebut pernyataan itu dapat menjadi katalisator bagi terjadinya bentrokan fisik.
SEOUL - Korea Utara (Korut) pada Senin (5/2) mengecam Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel) atas peringatan terbarunya mengenai Pyongyang akan menghadapi akhir dari rezimnya jika melancarkan perang dan menyebut rezim komunis itu sebagai ancaman perang yang sangat jelas.
Pernyataan Pyongyang akan menghadapi akhir dari rezimnya jika melancarkan perang disampaikan Menhan Korsel, Shin Won-sik, pada 24 Januari lalu, beberapa jam setelah Korut menembakkan beberapa misil jelajah ke Laut Kuning.
"Menhan Shin membuat pernyataan yang sangat ceroboh tentang berakhirnya rezim Korut atau penggulingan kepemimpinan musuh setelah penempatan tiga kapal induk Amerika Serikat (AS) di Semenanjung Korea," laporKCNA.
Selama kunjungannya ke Sayap Tempur ke-17 di Pangkalan Udara Cheongju yang berjarak 112 kilometer selatan Seoul, Menhan Shin meminta para pilot untuk berada di garda depan dalam menyingkirkan kepemimpinan musuh sedini mungkin dan mengakhiri rezim jika Pyongyang memilih melancarkan perang.
Baca Juga :
Korea Utara Kembali Tembakkan Misil Balistik
Menhan Shin menyatakan bahwa jika rezim Kim Jong-un akan mengambil pilihan yang paling buruk, seperti memulai perang, maka militer Korsel akan bertindak tegas untuk melindungi negara dan menghancurkan kepemimpinan musuh dalam waktu sesingkat mungkin, serta mengumumkan berakhirnya rezim tersebut.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara
Komentar
()Muat lainnya