Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea

Korut Kecam Kunjungan Petinggi AS ke Korsel

Foto : AFP/RICHARD A BROOKS

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Media milik pemerintah Korea Utara (Korut) pada Rabu (8/11) mengecam kunjungan diplomat tinggi dan kepala pertahanan Amerika Serikat (AS) ke Seoul dan menyebut kunjungan itu sebagai tindakan provokatif yang akan meningkatkan ketegangan di wilayah Semenanjung Korea.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, memulai kunjungannya ke Korea Selatan (Korsel) pada Rabu malam dan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korsel, Park Jin, pada Kamis (9/11) untuk membahas berbagai masalah termasuk Korut yang memiliki senjata nuklir, menurut Kementerian Luar Negeri Korsel.

Perjalanan dua harinya itu akan dilanjutkan dengan kunjungan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, ke Seoul pada pekan depan untuk pertemuan tingkat menteri.

"Tamu tak diundang dari seberang lautan akan melakukan konfrontasi ekstrem di Semenanjung Korea yang merupakan titik panas terbesar di dunia dan telah mencapai puncak ledakan," demikian komentar yang dimuat oleh kantor beritaKCNA.

"Tindakan provokatif ini mengingatkan salah satu kunjungan para penghasut perang untuk inspeksi lapangan guna memicu perang Korea kedua," imbuh komentar tersebut.

Kunjungan Blinken dan Lloyd akan membawa "awan perang baru" ke wilayah tersebut, tambah kantor berita Korut itu.

Perkuat Hubungan

Kunjungan tersebut terjadi ketika Seoul dan Washington DC meningkatkan kerja sama pertahanan dalam menghadapi serangkaian uji coba senjata yang memecahkan rekor oleh Pyongyang sepanjang tahun ini.

Sebuah pesawat bomber berkemampuan nuklir B-52 milik AS melakukan pendaratan yang amat jarang terjadi di Korsel bulan lalu, kurang dari sepekan setelah kunjungan kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan ke pelabuhan Korsel.

Hal ini juga terjadi ketika Korut memperkuat hubungannya dengan Russia. Kedua negara ini yang merupakan sekutu bersejarah, saat ini terkena sanksi global dengan Moskwa terkena sanksi karena invasi Russia ke Ukraina, dan Korut karena uji coba senjata nuklirnya.

Pemimpin kedua negara, Kim Jong-un, dan Vladimir Putin, mengadakan pertemuan puncak pada September di timur jauh Russia, dan Seoul dan Washington DC kemudian mengklaim bahwa Pyongyang telah mulai menyediakan senjata kepada Moskwa.

Badan mata-mata Korsel pekan lalu mengatakan bahwa Pyongyang tampaknya menerima tawaran Russia mengenai teknologi satelit sebagai imbalannya. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top