Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketegangan di Korea I Seoul: Diledakkannya Jalan Merupakan Pernyataan Sepihak Pyongyang

Korut Definisikan Korsel sebagai Negara Musuh

Foto : AFP/Jung Yeon-je

Ledakkan Jalan l ­Warga Korsel menyaksikan tayangan berita di peron sebuah stasiun kereta di Seoul pada Rabu (16/10) yang mewartakan peledakan jalan yang menghubungkan kedua Korea oleh Korut. Pada Kamis (17/10), Korut mendeklarasikan Korsel sebagai negara musuh setelah Pyongyang mengubah konstitusinya.

A   A   A   Pengaturan Font

Korut menyatakan bahwa konstitusinya kini telah mendefinisikan Korsel sebagai negara musuh setelah hubungan antara kedua Korea itu memburuk sejak Kim Jong-un menetapkan Seoul sebagai musuh utama.

SEOUL - Korea Utara (Korut) pada Kamis (17/10) mengatakan bahwa konstitusinya sekarang telah mendefinisikan Korea Selatan (Korsel) sebagai negara musuh. Langkah ini merupakan yang pertama kalinya Pyongyang mengkonfirmasi perubahan hukum setelah diminta oleh pemimpin Kim Jong-un awal tahun ini.

Hubungan antara kedua Korea memburuk sejak Kim Jong-un pada Januari lalu menetapkan Seoul sebagai musuh utama negaranya dan mengatakan Korut tidak lagi tertarik pada reunifikasi.

Setelah berbulan-bulan memasang ranjau baru dan meningkatkan keamanan di perbatasan, Korut pada pekan ini meledakkan jalan raya dan rel kereta yang menghubungkan negara itu dengan Korsel, serta menyebutnya sebagai tindakan yang tidak dapat dihindari dan sah, kata kantor beritaKCNA.

"Langkah tersebut diambil sesuai dengan persyaratan Konstitusi Korut, yang dengan jelas mendefinisikan Korsel sebagai negara yang bermusuhan," kataKCNA.

Korut pekan lalu diketahui mengadakan pertemuan parlemen penting yang hanya menyetujui perubahan, di mana para ahli secara luas memperkirakan konstitusi akan direvisi setelah Kim Jong-un secara eksplisit menyerukannya pada Januari lalu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top