Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea

Korut Ancaman Aliansi AS-Korsel

Foto : AFP/US AIR FORCE/Clayton WEAR

Misil ICBM AS | Misil balistik antarbenua Minuteman III milik Angkatan Udara AS diluncurkan dari Pangkalan AU Vandenberg di California pada Februari 2020 lalu. Pada Selasa (31/10) lalu, AS melakukan uji peluncuran misil Minuteman III, namun uji coba tersebut mengalami kegagalan. 

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Korea Utara (Korut) mengeluarkan ancaman baru untuk menggunakan senjata nuklir terhadap Amerika Serikat (AS), dan menyebut kolaborasi keamanan antara AS dan Korea Selatan (Korsel) sebagai tindakan maniak perang.

"Spektrum ancaman nuklir AS, baik strategis maupun taktis, tidak akan mengubah respons militer kami dan kami akan merespons nuklir dengan nuklir," lapor kantor berita KCNA pada Jumat (3/11).

"Kekuatan militer Korut siap melaksanakan amanat konstitusi untuk menjaga kedaulatan nasional, integritas wilayah, serta hak dan kepentingan rakyat. Dalam menghadapi setiap provokasi militer, sikap Korut jelas yaitu untuk memberikan tindakan balasan segera, tegas, dan tegas terhadap tindakan para maniak perang tersebut," imbuh kantor berita Korut itu.

Laporan itu muncul ketika Angkatan Udara AS melakukan uji peluncuran misil balistik antarbenua (ICBM) Minuteman III dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di California pada Selasa (31/10) lalu. Namun uji coba tersebut tidak berjalan sesuai rencana dan misil tersebut sengaja dihancurkan di tengah penerbangan setelah terdeteksi adanya anomali.

Peluncuran tersebut dihadiri oleh delegasi Korsel, termasuk Heo Tae-keun, kepala kebijakan pertahanan di Kementerian Pertahanan Nasional Korsel. Ini adalah pertama kalinya dalam tujuh tahun pejabat Korsel hadir pada uji coba ICBM AS, yang menandakan semakin dalamnya hubungan keamanan antara kedua negara.

Peningkatan kerja sama baru-baru ini telah meluas ke bidang luar angkasa, yang menggarisbawahi perluasan cakupan aliansi tersebut. Presiden AS, Joe Biden, dan mantan Presiden Korsel, Moon Jae-in, pada Mei 2021 bahkan telah meneken perjanjian tersebut, yang mengakhiri pedoman misil bilateral yang telah lama membatasi pengembangan misil Seoul pada jangkauan di bawah 800 kilometer.

Presiden Korsel saat ini, Yoon Suk Yeol, bermaksud untuk lebih meningkatkan kerja sama teknologi luar angkasa dengan AS

Korsel telah memantapkan dirinya sebagai pemimpin global dalam berbagai bidang teknologi, namun upaya eksplorasi luar angkasanya belum bisa mengimbangi upaya negara-negara tetangganya, termasuk Tiongkok dan Jepang.

Sikap Permusuhan

Sementara itu, Korut telah melakukan peluncuran ICBM yang dapat dianggap melampaui kemajuan kemampuan peluncuran luar angkasa Korsel saat ini.

Korut pada Jumat memantau potensi kerja sama teknologi antara AS dan Korsel itu dan menyebutnya sebagai ancaman sikap permusuhan terhadap kedaulatan dan keamanannya.

"AS, melalui peluncuran uji coba misil balistik antarbenua baru-baru ini, yang terutama melibatkan kehadiran preman militer bonekanya, untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun di bawah bendera strategi pencegahan yang diperluas, telah mengirimkan pesan yang jelas mengenai target yang dituju dari persenjataan nuklirnya," kata KCNA.

"Kami berkomitmen untuk melanjutkan upaya militer kami untuk memperkuat langkah-langkah pencegahan dan meningkatkan keamanan strategis di seluruh Semenanjung Korea dan wilayah sekitarnya," imbuh kantor berita itu.

Sementara itu, Korut sedang memperkuat hubungannya dengan Russia, dan kemungkinan besar telah menerima bantuan dalam memperoleh teknologi peluncuran satelit dari Moskwa. RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top