Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Keamanan Dunia

Korut Ancam Rudal Pangkalan Militer AS di Guam

Foto : REUTERS/Jonathan Ernst
A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Pemerintah Korea Utara (Korut) melontarkan pernyataan kontroversi, yakni bakal menyerang menggunakan rudal ke kawasan teritorial Amerika Serikat (AS) di Guam, Pasifik. Sikap Pyongyang ini sebagai respons atas pernyataan keras Presiden AS, Donald Trump, yang akan menyerang Korut.


Dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (9/8), Pyongyang mengatakan pihaknya dengan penuh saksama sudah mengevaluasi rencana penyerangan ke Guam, sebuah wilayah yang memiliki populasi 163.000 jiwa dan terdapat sebuah markas militer AS, termasuk skuadron kapal selam, sebuah pangkalan udara, dan sekelompok penjaga pantai AS.


Angkatan Bersenjata Korut seperti dikutip oleh kantor berita KCNA mengatakan rencana penyerangan ke Guam bisa terjadi kapan saja jika turun perintah dari Pemimpin Korut, Kim Jong-un.


Gubernur Guam, Eddie Calvo, mengesampingkan ancaman Pemerintah Korut itu. Calvo mengaku sudah berkonsultasi dengan Gedung Putih dan tidak ada perubahan level keamanan di Guam terkait ancaman tersebut. "Guam itu bagian dari Amerika. Kami bukan sekadar tempat instalasi militer," kata Calvo.


Pemerintah Korut menuding Washington sedang menyusun sebuah perang dan segala rencana untuk mengeksekusi hal ini akan dibalas dengan sebuah perang habis-habisan menghapuskan seluruh kekuatan musuh, termasuk menyasar wilayah darat AS.


Pernyataan Korut itu dilontarkan beberapa jam setelah Presiden AS, Donald Trump, menyatakan segala bentuk ancaman Pyongyang terhadap AS akan dibalas dengan tembakan dan kemarahan. Perang pernyataan ini tak pelak memperparah ketegangan dan berdampak negatif pada pasar uang.


"Pemerintah Korut baiknya tidak membuat lagi ancaman-ancaman terhadap AS. Sebab mereka akan dibalas dengan tembakan dan kemarahan seperti yang dunia belum pernah lihat," kata Trump.


Bom Nagasaki


Ancaman demi ancaman yang diluncurkan oleh Pemerintah Korut telah menarik perhatian Wali Kota Nagasaki, Jepang, Tomihisa Taue.

Dalam pidato peringatan 72 tahun serangan bom atom AS ke Nagasaki, Taue mendesak Pemerintah Korut agar mengabaikan pengembangan senjata nuklir. Dia pun mengkritisi Pemerintah Jepang karena dianggap tidak ambil bagian dalam upaya global pelarangan senjata nuklir.


Pyongyang dan Washington terlibat perang pernyataan soal program senjata nuklir Pemerintah Korut. Kondisi ini telah menaikkan ketegangan, termasuk di wilayah Jepang.

"Situasi internasional dikelilingi senjata nuklir, yang sekarang semakin penuh ketegangan. Kecemasan yang meningkat telah menyebar ke seluruh dunia, di mana tidak lama lagi senjata-senjata nuklir ini bakal bisa digunakan lagi," kata Taue, dalam pidato yang disampaikannya di taman perdamainan, Nagasaki, Rabu (9/8).


Serangan bom atom AS ke Hiroshima, Jepang, pada 6 Agustus 1945, telah menewaskan 140.000 orang. Tiga hari kemudian, AS menjatuhkan bom atom di Kota Nagasaki, yang menewaskan lebih dari 70.000 orang.


Dalam pidatonya, Taue juga mengkritisi Pemerintah Jepang di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang dinilainya sudah gagal memenuhi janji untuk mewujudkan dunia bebas senjata nuklir. Rtr/uci/AR-2

Komentar

Komentar
()

Top