Korut Adopsi Tindakan Pencegahan Perang
Pertemuan Komisi Militer l Pemimpin Korut, Kim Jong-un (tengah), sedang memimpin pertemuan komisi militer di markas Komisi Pusat Partai Pekerja Korea di Pyongyang. Gambar yang dirilis kantor berita KCNA ini tak merinci kapak pertemuan komisi militer itu dilaksanakan.
Foto: AFP/KCNA VIA KNSSEOUL - Kantor beritaKCNApada Minggu (12/3) melaporkan bahwa Korea Utara (Korut) telah memutuskan untuk mengambil langkah pencegahan perang yang praktis dan penting. Langkah Korut itu diambil sehari sebelum Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) memulai latihan militer gabungan terbesar mereka dalam lima tahun.
Keputusan itu dibuat pada pertemuan komisi militer partai berkuasa yang dipimpin oleh pemimpin Kim Jong-un, ungkapKCNA, tanpa menyebutkan kapan pertemuan itu berlangsung.
"Pertemuan tersebut membahas dan mengadopsi langkah-langkah praktis yang penting untuk membuat penggunaan pencegah perang yang lebih efektif, tegas, dan ofensif," laporKCNA.
Laporan itu mengatakan langkah itu ditujukan untuk mengatasi situasi saat ini di mana provokasi perang AS dan Korsel telah mencapai garis merah, tanpa merinci secara lebih lanjut langkah-langkah tersebut.
KCNAjuga melaporkan bahwa pertemuan komisi militer partai berkuasa itu juga membahas tugas percepatan pembangunan pedesaan, pembangunan daerah, dan pembangunan sosialis besar.
"Korut akan menentukan langkah-langkah praktis yang kuat dan ofensif untuk mengambil tindakan saling berbalasan (tit-for-tat) berdasarkan prinsip kekuatan demi kekuatan selama periode latihan militer antara Korsel dan AS," kata Yang Moo-jin, profesor di Universitas Studi Korut.
Yang juga menegaskan adanya hubungan antara pertemuan itu dan pernyataan baru-baru ini yang dikeluarkan pada oleh saudara perempuan pemimpin Korut, Kim Yo-jong, pada 7 Maret lalu.
Dalam pernyataannya saat itu, Kim Yo-jong memperingatkan bahwa pasukan Korut akan mempertahankan postur kesiapan yang konstan untuk mengambil tindakan yang tepat, cepat, dan luar biasa, kapan saja bagi melawan Korsel dan AS.
Latihan Militer
Korsel dan AS dijadwalkan akan memulai latihan militer gabungan yang diberi nama Freedom Shield pada Senin (13/3) setelah latihan gabungan ini absen selama 5 tahun. Latihan gabungan ini nantinya akan digelar selama 11 hari dan akan fokus untuk mengantisipasi lingkungan keamanan yang terus berubah karena agresi Korut yang telah berlipat ganda serta dampak dari perang di Ukraina.
Semua latihan militer semacam itu telah membuat berang Pyongyang yang menganggap latihan perang itu sebagai persiapan untuk melancarkan invasi.
Korut yang memiliki persenjataan nuklir sebelumnya mengatakan bahwa program senjata nuklir dan misilnya adalah untuk pertahanan diri.
Analis mengatakan Korut akan menggunakan latihan tersebut sebagai alasan untuk melakukan lebih banyak provokasi, termasuk uji coba misil dan bahkan mungkin uji coba nuklir.
Pada Jumat (10/3) lalu,KCNAmelaporkan bahwa Kim Jong-un, memerintahkan militer Korut untuk mengintensifkan latihan untuk menghadapi perang yang sesungguhnya. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Pemulangan Warga Terus Dilakukan, Kemlu: 91 WNI yang Dievakuasi dari Suriah Tiba di Tanah Air
- Ribuan Mantan Anggota Jamaah Islamiyah Deklarasi Pembubaran di Solo
- Denny JA Rumuskan 6 Prinsip Emas Spiritualitas di Era AI
- Warga Diminta Waspada, Gunung Ibu di Halmahera Barat Sudah Dua Kali Erupsi
- Meningkat, KCIC Sebut 100 Ribu Tiket Whoosh Terjual Untuk Momen Natal dan Tahun Baru