Korsel: Korut Tidak Miliki Niat Denuklirisasi

SEOUL - Ketua Kepala Staf Gabungan (Joint Chiefs of Staff/JCS) Korea Selatan (Korsel), Kim Seung-kyum, mengatakan Korea Utara (Korut) tampak tidak berniat melakukan denuklirisasi dan bahkan berniat mengalihkan tanggung jawab situasi saat ini kepada Korsel dan negara sekutu.

Hal itu disampaikan Kim Seung-kyum dalam rapat paripurna Komite Pertahanan Majelis Nasional pada Senin (19/9) saat ditanya tentang niat Korut yang baru-baru ini mengadopsi undang-undang mengenai resolusi yang memungkinkan negaranya untuk melakukan serangan nuklir terlebih dahulu.

"Pyongyang secara terbuka mengklaim status sebagai negara pemilik senjata nuklir dan tidak berniat untuk melakukan denuklirisasi," ucap Kim Seung-kyum.

Ketua JCS Korsel itu pun mengungkapkan bahwa Korut mencoba memberikan tekanan terhadap Korsel dan Amerika Serikat (AS), dengan mengklaim tanggung jawab ketegangan hubungan saat ini berada di pundak Korsel dan sekutunya.

Kim Seung-kyum mengungkapkan bahwa militer Korsel telah memiliki rencana dan panduan khusus jika Korut melakukan serangan nuklir pendahuluan dan saat ini sedang meninjau sejauh mana informasi yang tepat untuk dibagikan kepada publik.

Dalam pidato pembukaan sebelumnya, ketua JCS mengatakan Korut akan menghadapi tanggapan yang luar biasa dari sekutu jika mencoba menggunakan senjata nuklir, dan akan diingatkan bahwa tidak ada skenario bagaimana rezim di Korut tersebut bisa bertahan.

Sementara itu pihak militer Korsel mengatakan akan dengan tegas menanggapi setiap pelanggaran oleh Korut terhadap perjanjian militer kedua belah pihak yang ditandatangani pada 19 September 2018.

Menandai ulang tahun keempat perjanjian pada Senin, wakil juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Kolonel Moon Hong-sik, menyerukan kepatuhan bersama terhadap deklarasi yang dirancang untuk meredakan ketegangan lintas batas dan membangun kepercayaan. KBS/I-1