Kornea Sintetis untuk Atasi Mata Kabur
Foto: IstimewaCara mengatasi edema kornea biasanya diatasi dengan transplantasi. Dengan diciptakannya kornea sintetis, maka solusi ini mampu mengatasi sulitnya mendapatkan donor.
Pada mata, kornea berada pada bagian paling depan, berwarna transparan dan tidak memiliki pembuluh darah. Tebal kornea pada orang dewasa adalah sekitar 0.5 milimeter. Kornea memiliki 5 lapisan yaitu epitel, membran Bowman, stroma, membran descemet (lapisan tipis), dan endotelium.
Salah gangguan yang menyerang kornea adalah pembengkakan kornea atau umum disebut dengan edema kornea. Penyakit ini berupa pembengkakan yang disebabkan oleh penumpukan cairan di tempat itu.
Bila tidak diobati, edema kornea dapat menyebabkan penglihatan kabur.
Jika kerusakan kornea sudah sangat parah, salah satu jalan keluarnya adalah mengganti kornea dengan cara transplantasi yang berasal dari donor. Transplantasi bisa dilakukan dalam dua pilihan baik secara total atau sebagian saja tergantung tingkat keparahannya.
Namun transplantasi umumnya tidak mudah. Hal ini karena susahnya mendapatkan kornea donor. Hal alasan inilah yang mendorong perusahaan rintisan (startup) bernama EyeYon Medical menciptakan kornea sintetis, bagi penderita edema kornea.
Perusahaan asal Israel itu bahkan baru-baru ini berhasil mengumpulkan uang sebesar 25 juta dollar AS atau sekitar 359,6 miliar rupiah, dalam pendanaan Seri C. Dana ini akan digunakan untuk memperluas uji klinis implan kornea sintetis pertama di dunia yang akan membantu dokter mengobati edema kornea kronis.
Produk unggulan EyeYon Medical, EndoArt, akan memungkinkan dokter untuk merawat kondisi edema kornea dengan prosedur invasif minimal yang menghindari penggunaan jaringan manusia atau donasi kornea yang sulit didapat.
Biasanya pembengkakan yang disebabkan oleh edema kornea menjadi cukup parah sehingga merusak penglihatan. Pembedahan diperlukan untuk mengganti seluruh kornea atau hanya lapisan endotel dengan jaringan kornea yang sehat dari donor.
"Dalam prosedur invasif minimal, implan kornea sintetis EyeYon menempel pada permukaan di bagian belakang kornea, menggantikan jaringan yang tidak berfungsi penyebab aliran cairan berlebih di kornea. Teknologi ini menawarkan solusi yang lebih aman untuk kondisi yang mengancam penglihatan," tulis startup tersebut seperti dikutip Times of Israel.
Tunggu Transplantasi
Salah satu pendiri dan CEO EyeYon, Nahum Ferera mengatakan, saat ini diperkirakan lebih dari 13 juta orang di seluruh dunia menunggu transplantasi kornea. Dengan kornea sintetis EyeYon EndoArt, diharapkan dapat memperbaiki kekurangan donasi kornea, yang dapat membuat orang berisiko kebutaan.
Uji klinis implan EyeYon EndoArt, sedang berlangsung di Jerman, Belanda dan Spanyol. Di Israel, uji coba berlangsung di Pusat Medis Soroka, Kampus Perawatan Kesehatan Rambam, Pusat Medis Tel Aviv Sourasky, dan Pusat Medis Barzilai.
Ferera menjelaskan, putaran pendanaan terakhir ini, dipimpin oleh peserta seperti Global Health Sciences (GHS) Fund (Quark Venture LP dan GF Securities), BPC dan investor yang ada Triventures, Rimonci, Pontifax dan Diamond BioFund, membawa jumlah total yang dikumpulkan oleh perusahaan menjadi 36 juta dollar AS.
"Minat yang luar biasa untuk bergabung dengan putaran pendanaan terbaru kami mencerminkan kepercayaan yang dimiliki investor terhadap teknologi kami yang unik," ujar dia.
Didirikan pada 2011 oleh Ferera, Ofer Daphna dan Arie Marcovich, EyeYon mengembangkan teknologi untuk menangani masalah di dunia mata. Perusahaan juga telah mengembangkan lensa kontak yang bertindak sebagai pilihan terapi untuk kondisi kornea yang memerlukan pengobatan tetes mata, menyimpan obat mata di dalam reservoir darurat di dalam lensa untuk jangka waktu yang lebih lama untuk memaksimalkan penyembuhan.
Dengan pendanaan baru, EyeYon Medical ingin memperluas uji klinis dengan harapan menerima persetujuan peraturan di AS, Eropa, dan Tiongkok. Pada Februari 2020, EndoArt menerima penunjukan perangkat terobosan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), membantu mempercepat persetujuan teknologi.
"Perkiraan peluncuran kornea sintetis diharapkan pada 2022 di Eropa, dan pada 2023-2024 di Tiongkok dan AS," kata perusahaan itu. SB/hay/I-1
Kornea Tidak Bisa Beregenerasi
Kornea adalah lapisan bening dan tipis seperti lensa kontak yang terletak di bagian paling depan dari bola mata. Fungsi utama kornea adalah membiaskan atau membelokkan dan memfokuskan cahaya menuju lensa mata, kemudian diteruskan ke retina.
Ketika terjadi edema kornea, mata mengalami pembengkakan yang disebabkan adanya penumpukan cairan di lapisannya. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan penglihatan kabur, yang mengganggu aktivitas penderitanya.
Gejalanya penglihatan menjadi kabur atau keruh, terutama ketika pertama kali bangun di pagi hari, namun akan membaik sepanjang hari. Gejala lainnya adanya lingkaran cahaya disekitar lampu, sakit mata, perasaan ada benda asing di mata.
Penyebab edema kornea adalah karena terjadinya kerusakan pada sel-sel endotel rusak. Akibatnya cairan cairan dapat menumpuk dan menyebabkan kornea membengkak yang mengaburkan penglihatan.
Kabar buruknya, sel-sel endotel ini tidak pernah bisa beregenerasi, apalagi memang tidak ada jaringan pembuluh darah, sehingga ketika terjadi kerusakan akan dialami selamanya.
Penyakit yang merusak sel endotel dan dapat menyebabkan edema kornea antara lain, distrofi endotel Fuchs merupakan penyakit bawaan yang secara bertahap menghancurkan sel-sel endotel. Penyakit selanjutnya adalah endotheliitis yaitu respon imun yang menyebabkan peradangan pada lapisan endothelium yang disebabkan oleh virus herpes.
Penyebab edema kornea selanjutnya adalah glaukoma, atau tekanan yang terjadi pada mata karena cairan yang menumpuk. Tekanan yang kuat dapat berdampak pada rusaknya saraf optik dan, dalam beberapa kasus, menyebabkan edema kornea.
"Penyakit berikutnya adalah distrofi kornea polimorfus posterior adalah kondisi kornea yang langka dan diwariskan. Sindrom Chandler adalah kelainan langka di mana sel-sel epitel berkembang biak terlalu cepat," tulis laman Health Line.
Operasi katarak juga dapat merusak sel endotel. Biasanya kerusakan tidak cukup luas untuk menyebabkan masalah, tetapi terkadang dapat menyebabkan edema kornea. Gangguan yang timbul karena operasi katarak disebut edema kornea pseudofakia atau keratopati bulosa pseudofakia.
"Saat ini, operasi katarak jauh lebih kecil kemungkinannya menyebabkan edema kornea daripada di masa lalu, karena perbaikan dalam desain lensa," lanjut Health Line.
Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan risiko edema kornea, benzalkonium klorida, pengawet yang digunakan dalam banyak obat tetes mata dan obat anestesi chlorhexidine (Betasept, Hibiclens), antiseptik yang digunakan untuk mendesinfeksi kulit sebelum operasi amantadine (Gocovri), obat digunakan untuk mengobati virus dan penyakit Parkinson
Jika edema kornea ringan, maka tidak perlu mengobatinya. Untuk meredakan pembengkakan di mata untuk sementara, dokter mata mungkin merekomendasikan tetes atau salep salin pekat. Jika pembengkakan menjadi cukup parah untuk merusak penglihatan maka mungkin perlu menjalani operasi untuk mengganti seluruh kornea atau hanya lapisan endotel dengan jaringan kornea yang sehat dari donor.
Prosedur yang digunakan untuk mengobati edema kornea meliputi, keratoplasti penetrasi (penetrating keratoplasty/PK). Di sini dokter bedah mengangkat semua lapisan kornea dan menggantinya dengan jaringan sehat dari donor. Jaringan ini ditanam dengan jahitan.
Karena cangkok mungkin bentuknya tidak beraturan, setelah operasi ini mungkin perlu memakai lensa korektif untuk melihat dengan jelas. Risiko dari operasi ini termasuk kerusakan lensa mata, pendarahan, glaukoma, atau penolakan cangkok.
Prosedur lainnya adalah descemet's stripping endothelial keratoplasty (DSEK). Prosedur ini hanya menggantikan lapisan endotel kornea yang rusak, membiarkan sisanya tetap utuh. Baik prosedur maupun pemulihannya lebih cepat dibandingkan dengan PK.
Waktu pemulihan transplantasi kornea tergantung pada tingkat keparahan edema kornea, dan bagaimana pengobatannya. Edema kornea ringan mungkin tidak menimbulkan gejala atau memerlukan perawatan.
Jika pasien menjalani operasi dengan mengganti seluruh kornea maka dibutuhkan waktu satu tahun atau lebih lama untuk mengembalikan penglihatan sepenuhnya. Karena kornea baru bisa berbentuk tidak beraturan, mungkin perlu memakai kacamata untuk mencapai penglihatan yang jelas. Namun prosedur DSEK memiliki waktu penyembuhan yang lebih cepat. hay/I-1
Redaktur: Ilham Sudrajat
Penulis: Haryo Brono, Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 2 Pemerintah Jamin Stok Pangan Aman dengan Harga Terkendali Jelang Nataru
- 3 Lulus Semua, 68 Penerbang AL Tuntaskan Kursus Peningkatan Profesi Selama Setahun
- 4 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
- 5 Aneh Kenapa Bisa Terjadi, PT LIB Koordinasi dengan Komdis PSSI terkait Masalah 12 Pemain PSM
Berita Terkini
- Polisi Amankan Dua Benda Diduga Mortir di Cilandak
- Sinergi BUMD, Bank DKI Dorong Digitalisasi Sistem Pembayaran PAM Jaya
- Tiga Peralatan Dapur Praktis yang Wajib Dimiliki Wanita Sibuk
- Sering Diabaikan, Ketahui Tips Jaga Kesehatan pada Momen Liburan
- Tumbuh Positif, VIVA Terus Perkuat Lini Bisnis Digital