Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan Usaha

Koperasi Didorong Bermitra dengan "Stakeholder"

Foto : ISTIMEWA

Victoria Br Simanungkalit.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM melaui Deputi bidang Produksi dan Pemasaran akan mendorong 90 koperasi dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, jasa, dan aneka usaha di seluruh Indonesia untuk melakukan kemitraan dengan berbagai stakeholder. Hal ini dilakukan untuk memperkuat sistem bisnis koperasi di Tanah Air.

"Kemitraan tidak terbatas pada pemasaran langsung produk koperasi tersebut, tetapi juga pendampingan mulai dari persiapan modal, quality control, manajerial, hingga produk tersebut siap diterima masyarakat," kata Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM, Victoria Br Simanungkalit, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Ia mencontohkan Koperasi Produksi Ternak Maju Sejahtera (KPTMS) asal Desa Wonodadi, Lampung Selatan, yang sukses melakukan kemitraan dengan Indonesia Australia Commercial Cattle Breeding (IACCB) dalam pengembangan sapi dan pakan ternak sapi. "Ini salah satu kisah sukses koperasi melakukan inovasi sehingga meningkat nilai tambahnya dengan mengadakan lelang terbuka pedet," ungkap Victoria.

Dalam kesempatan itu, Victoria juga menegaskan bahwa deputi yang dipimpinnya, pada tahun ini akan meningkatkan nilai tambah sumber daya lokal produk dari koperasi dan UMKM di enam sektor usaha, yakni pertanian dan perkebunan, perikanan dan peternakan, pariwisata, kriya, kuliner, dan fesyen.

"Untuk itu, kita akan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, di antaranya sinergi dengan kementerian dan lembaga lain, swasta, hingga organisasi nonpemerintah," tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua KPTMS, Suhadi, menyebutkan pihaknya melelang sebanyak 87 ekor pedet BX (Brahman Cross) dan 13 ekor pedet peranakan Ongole (PO) dengan kualitas prima pada 15 November 2018. Lelang pedet diperkirakan menghasilkan nilai transaksi sebesar 1,3 miliar rupiah. "Sistem lelang ini merupakan hal baru karena biasanya pedet dijual langsung ke Blantik atau pasar ternak," tambahnya.

Panen Pedet merupakan hasil kerja sama kemitraan antara KPTMS dengan IACCB. IACCB merupakan badan yang terbentuk atas kerja sama pemerintah Indonesia dengan Australia untuk pengembangan Red Meat Indonesia. Kemitraan KPTMS ini terjalin sejak April 2017, dengan IACCB menyediakan 100 ekor sapi betina dan lima ekor sapi jantan. Sedangkan KPTMS menyediakan lahan dan kandang koloni dan dana segar 100 juta rupiah untuk biaya operasional.

Di samping sebagai kawasan peternakan, aku Suhadi, saat ini lokasi KPTMS menjadi salah satu daya tarik wisata edukasi bagi anak sekolah, mahasiswa, dan peternak, yang ingin belajar beternak, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Untuk pengembangan usaha, ke depannya KPTMS berencana memiliki produk olahan daging untuk meningkatkan nilai tambah usaha peternakan sapi potong," pungkasnya.ruf/E-3

Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top