Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 31 Jan 2022, 00:00 WIB

Konversi Pasir Menjadi Tanah Subur

Foto: istimewa

Mencegah meluasnya gurun terus dilakukan Uni Emirat Arab (UEA) sebagai upaya mempertahankan wilayah yang masih bisa ditanami dari proses penggurunan (desertification). Untuk menciptakan tanah basah Kota Dubai, telah berinvestasi dalam berbagai proyek penyemaian awan yang bertujuan untuk menginduksi hujan secara artifisial.
Namun sebenarnya yang menjadi masalah matinya pohon setelah ditanam bukan hanya kekurangan air saja. Pasir kering yang tidak memiliki unsur memadai dalam mendukung tumbuhan untuk bisa bertahan hidup. Sehingga salah satu teknologi yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan rintisan Control Desert adalah mengkonversi pasir menjadi tanah subur.
Teknologi yang dikembangkan oleh startup hijau yang berbasis di Norwegia itu dapat menekan penggurunan dengan menyebarkan nano partikel tanah liat alami cair. Nano partikel ini diklaim bisa dengan cepat mengubah pasir gurun menjadi tanah subur.
Prosesnya berupa menyemprotkan cairan yang terbuat dari air dan tanah liat pada tanah yang kering dan rusak, hingga kedalaman sekitar 50 sentimeter.
"Gravitasi membawa partikel tanah liat kecil ke dalam tanah, dan mereka menempel pada setiap butir pasir yang mereka temui," jelas Ole Kristian Sivertsen, kepala eksekutif Desert Control.
"Mereka kemudian membentuk struktur tanah yang menahan air seperti spons. Ini, pada waktunya, mengubah pasir yang terdegradasi menjadi tanah yang subur," imbuh dia.
Cairan nano partikel tidak hanya mengairi tanah, tetapi memastikan air dapat ditahan oleh tanah dalam jangka panjang, dan memungkinkannya untuk menyimpan lebih banyak nutrisi. Akibatnya, tanah yang kekurangan mineral dapat memberikan kehidupan baru.
"Teknologi ini menunjukkan kemungkinan pembentukan tanah dalam kondisi lingkungan yang sulit," kata Daniel Evans, yang meneliti sistem lahan berkelanjutan pada lembaga bernama Cranfield Soil and Agrifood Institute di Inggris.
Desert Control masih dalam tahap awal, tetapi sejak 2019 telah menerapkan percontohan tanah liat alami cair di Dubai dengan beberapa petani dan pemilik tanah dan Dubai's International Center for Biosaline Agriculture (ICBA). Jenis tanah yang berbeda memerlukan komposisi tanah liat alami cair khusus, sehingga diperlukan pengujian yang kuat di setiap contoh.
Menurut Sivertsen, ICBA mendokumentasikan penghematan air sebesar 47 persen menggunakan teknologi Desert Control untuk rumput yang biasanya digunakan untuk lapangan olahraga, lapangan golf, taman, dan lanskap hijau. Hal ini juga melihat hasil yang lebih baik dari tanaman pangan seperti semangka 17 persen, millet mutiara 28 persen dan cukini 62 persen.
Sivertsen menjelaskan, dalam satu proyek di Dubai, perawatan tersebut menghasilkan penghematan air 50 persen untuk pohon palem dan berbagai jenis pohon lainnya. Penggunaan tanah liat alami cair untuk menumbuhkan pohon dalam jumlah besar di Dubai akan menjadi tugas besar. "Satu pohon kurma dapat minum sekitar 250 liter per hari," kata dia.
Anne Verhoef, fisikawan tanah di University of Reading, mengatakan tanah liat alami cair pada prinsipnya, merupakan peluang yang sangat menarik namun masih ada pertanyaan seputar kepraktisan dan kelayakannya. "Misalnya, penggunaan air asin dapat memengaruhi apakah tanah tetap sehat dan cocok untuk pertanian dalam jangka panjang," ungkap dia.
Karena kurangnya ketersediaan air tawar di UEA, air yang digunakan dalam pertanian sering kali datang melalui pabrik desalinasi dengan kadar garam yang masih lebih tinggi. Perlu peluncuran secara perlahan tanah liat alami dengan uji ilmiah yang tepat berlangsung selama beberapa tahun untuk memastikan tidak ada efek buruk pada tanah, lingkungan yang lebih luas dan masyarakat lokal.
Degradasi lahan diperkirakan mencangkup 75 persen dari luas daratan Bumi, kebanyakan terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Latin, dan daerah miskin di negara maju, seperti beberapa daerah Mediterania yang kering dan terpinggirkan. hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.