Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Mata Pelajaran

Konten Kewarganegaraan Jangan Monolitik

Foto : Koran Jakarta/Muhamad Marup

Anindito Aditomo Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Kemendikbudristek

A   A   A   Pengaturan Font

Banyak Kontradiksi

Pada kesempatan sama, Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Anggi Afriansyah, menambahkan, banyak kontradiksi untuk menanamkan sikap demokrasi bagi peserta didik. Sebab, banyak kejadian yang bertolak belakang antara informasi yang didapat di ruang kelas dan realita kehidupan berdemokrasi.

Menurutnya, membiasakan siswa berpikir kritis juga bukan persoalan mudah. Dia menyatakan, mayoritas guru hari ini besar di era Orde Baru yang memandang buruk sikap kritis. "Itu jadi tantangan untuk siapa saja yang menjadi guru PK guna menjelaskan kontradiksi-kontradiksi yang terjadi," ucapnya.

Dia juga menggarisbawahi, ruang kelas yang tidak bisa menjadi arena perjumpaan atas keberagaman kelompok baik agama, etnis, maupun kelas sosial. Tidak hanya di sekolah khusus keagamaan, praktik tersebut juga terjadi di sekolah negeri yang seharusnya jadi lokus perjumpaan.

"Jadi, sekolah sebatas mengejar nilai akademis, masuk perguruan tinggi, dan bekerja. Sisi pembangunan karakter sangat dibatasi dan tergantung pada school culture yang dibangun di sekolah," terangnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top