Kongres Tak Mampu Selesaikan Persoalan
JAKARTA - Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) yang akan diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada Desember 2018 dinilai belum mampu menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar kebudayaan di Tanah Air. Kongres juga tidak akan berdampak pada pemajuan kebudayaan secara signifikan.
Penilaian tersebut disampaikan oleh Akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Fahmi Prihantoro, Budayawan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Acep Iwan Saidi, dan Budayawan Mohammad Sobary ketika dihubungi secara terpisah, Selasa (6/11).
Menurut Fahmi, KKI belum mampu menjawab persoalan mendasar kebudayaan. Salah satu persoalan yang masih banyak ditemui di akar rumput yakni pengelolaan cagar budaya. Dari tahun ke tahun, pengelolaan cagar budaya belum berubah, sedangkan KKI sudah memasuki usia ke-100 tahun.
Dia menambahkan program pemerintah hendaknya fokus pada persoalan mendasar. "Kasus perusakan cagar budaya terus terjadi, juga pada saat bersamaan instansi pemerintah terkesan berjalan sendiri-sendiri. Semua instansi harus tersinkronisasi dengan kebudayaan," jelas dia.
Menurut dia, cagar budaya tak hanya berkaitan dengan kebudayaan, melainkan juga ekonomi, tata ruang, dan sosial. Selain itu, undang-undang cagar budaya juga tidak berpihak pada masyarakat. "Peran pemerintah belum terlampau signifikan dalam menyelesaikan salah satu persoalan kebudayaan ini," kata Fahmi.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya