Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Nyeri Dada

Kondisi Sama dengan Penyebab yang Berbeda

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Anda pernah mengalami nyeri dada intens ketika sedang olahraga? Banyak orang sering mengira kalau nyeri dada saat berolahraga disebabkan serangan jantung. Padahal, belum tentu. Ada banyak kondisi lain yang bisa jadi penyebabnya, mulai dari yang ringan hingga parah.

Ada berbagai penyebab nyeri dada saat olahraga. Berikut beberapa penyebab paling umum mengapa dada terasa nyeri saat berolahraga.

1. Otot tegang

Tulang di sekitar dada dan rusuk Anda diselimuti banyak otot interkostal. Tanpa Anda sadari, berolahraga dengan kecepatan atau intensitas tinggi ternyata bisa menyebabkan otot di sekitar dada menegang. Akibatnya, Anda mengalami nyeri dada saat olahraga.

Biasanya kondisi ini disebabkan Anda melakukan teknik yang salah ketika olahraga angkat beban, pull up atau squat. Tak hanya itu, dehidrasi atau kekurangan elektrolit di tubuh juga bisa menyebabkan otot di sekitar dada menegang.

2. Gangguan pencernaan

Anda mungkin tidak pernah mengira kalau nyeri dada yang Anda rasakan saat olahraga bisa disebabkan gangguan pencernaan.

Salah satu masalah pencernaan yang paling sering menyebabkan nyeri dada adalah heartburn, yang terjadi ketika asam lambung naik sampai ke kerongkongan.

Kondisi ini umumnya terjadi setelah Anda mengonsumsi makanan yang memicu asam lambung naik sebelum berolahraga.

3. Asma

Apa Anda salah satu orang yang punya riwayat penyakit asma? Jika ya, nyeri dada saat olahraga yang sering Anda alami bisa jadi disebabkan kondisi tersebut. Namun, tak semua orang dengan penyakit asma lantas mengalami kekambuhan gejala ketika berolahraga.

Beberapa orang yang tidak memiliki riwayat asma juga bisa mengalami gejala asma (seperti sesak napas dan mengi) hanya saat mereka berolahraga.

Penting untuk dipahami bahwa olahraga tidak menyebabkan asma. Tetapi, olahraga bisa jadi salah satu pemicu gejala asma pada pasien dengan kondisi medis tertentu.

4. Angina

Angina pectoris, atau yang lebih dikenal dengan angina (angin duduk) adalah rasa tidak nyaman yang disertai nyeri intens di dada. Pada dasarnya kondisi ini bukanlah penyakit, tapi merupakan gejala dari penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner. Olahraga intensitas tinggi dan stres dapat memicu kondisi ini pada mereka yang memiliki penyakit jantung koroner.

Kurangnya suplai darah yang sampai ke jantung mengakibatkan semakin sedikitnya oksigen yang dibawa ke jantung untuk memompa darah. Akibatnya, Anda akan merasa sesak, nyeri, atau sakit di dada seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dada yang dirasakan terkadang bisa menjalar ke lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung sebelah kiri.

5. Kardiomiopati hipertrofik

Kardiomiopati adalah suatu penyakit genetik yang menyebabkan terjadinya penebalan tidak normal di otot-otot jantung.

Saat berolahraga, semua otot ikut bergerak. Termasuk otot jantung. Ketika berolahraga dengan intensitas tinggi, otot jantung seseorang yang memiliki riwayat penyakit kardiomiopati akan semakin menebal. Penebalan ini membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa oksigen sehingga aliran listrik menjadi terganggu.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan pusing, kliyengan, sesak napas, dan bahkan nyeri dada saat olahraga. Dalam kasus yang parah, seseorang mungkin juga mengalami serangan jantung bahkan henti jantung mendadak saat berolahraga karena dipicu kardiomiopati.

6. Serangan jantung

Nyeri dada saat olahraga dapat disebabkan serangan jantung alias infark miokard. Serangan jantung terjadi ketika otot jantung mengalami kerusakan karena tidak bisa mendapatkan darah yang kaya oksigen.

Salah satu ciri umum serangan jantung adalah nyeri dada di sebelah kiri secara tiba-tiba dengan rasa sakit yang hebat. Nyeri dada ini dideskripsikan seperti adanya tekanan, remasan, atau rasa sesak di dalam rongga dada.

Anda juga bisa mengalami sesak napas. Bahkan, beberapa pasien juga mengalami keringat dingin sebelum akhirnya mengalami serangan jantung.

Orang dengan riwayat serangan jantung sebelumnya akan memiliki risiko mengalami henti jantung mendadak ketika olahraga. Kondisi tersebut membutuhkan perawatan medis segera karena bisa mengancam nyawa jika tidak diobati dengan cepat. pur/R-1

Serangan Jantung dan Heartburn (Maag)

Kebanyakan orang menduga sakit dada pasti merupakan gejala serangan jantung. Padahal, asam lambung naik juga dapat menyebabkan nyeri dan sensasi perih di dada (heartburn). Hati-hati, salah menebak jenis penyakit dapat mengakibatkan salah langkah penanganan. Lantas bagaimana cara membedakan nyeri dada akibat serangan jantung dan heartburn?

Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung terhambat. Hal ini umumnya disebabkan adanya penyumbatan di arteri koroner, yaitu pembuluh darah yang membawa oksigen ke otot-otot jantung. Akibatnya, jantung kekurangan oksigen dan memicu rasa sakit.

Sementara itu, heartburn adalah sensasi perih dan panas di dada yang disebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan (esofagus). Cairan lambung yang sifatnya sangat asam ini dapat mengiritasi lapisan dinding esofagus dan memicu sakit tenggorokan. Banyak orang menyebut kondisi ini sebagai maag, meskipun sebetulnya dalam dunia medis tidak dikenal penyakit maag.

Nieca Goldberg, Direktur Medis Joan H. Tisch Center for Women's Health di NYU Langone Medical Center di New York, mengatakan, kebanyakan orang sering kali tertukar saat membedakan nyeri dada akibat serangan jantung dan heartburn.

Nyeri dada akibat serangan jantung dan heartburn memang cenderung mirip, karena keduanya sama-sama menimbulkan sensasi perih dan tekanan di dada. Berikut cara membedakannya.

1. Nyeri dada akibat serangan jantung

Tidak semua orang mengalami sakit dada saat serangan jantung. Dikutip dari Cleveland Clinic, penelitian dari University of British Columbia mengungkapkan sakit dada akibat serangan jantung lebih umum dialami pria ketimbang wanita.

Sakit dada karena serangan jantung dapat terjadi di mana saja dan tidak selalu di sisi kiri. Dada Anda mungkin terasa seperti diikat, diremas, dan benar-benar tidak nyaman.

Anda juga dapat mengalami sesak napas atau keringat dingin di waktu yang bersamaan. Semua gejala serangan jantung ini umumnya bertahan lama, tapi Anda dapat mengurangi rasa sakitnya dengan duduk sambil mengatur pernapasan pelan-pelan.

2. Nyeri dada akibat heartburn

Saat asam lambung naik ke kerongkongan, Anda akan mengalami sakit dada yang disertai dengan sensasi panas. Biasanya, gejala ini disertai dengan sensasi lidah pahit dan perut terasa penuh alias kembung.

Nyeri dada akibat heartburn dapat berlangsung hingga satu jam. Beda dengan gejala serangan jantung, sensasi perih dan panas di dada dapat semakin parah jika Anda membungkuk, berbaring, atau mengubah posisi yang dapat semakin menaikkan asam lambung.

Untuk memastikan penyebab sakit dada karena serangan jantung atau heartburn, cobalah minum obat maag sebagai langkah awal. Jika nyeri dada berangsur-angsur membaik, maka penyebabnya jelas karena heartburn. Jik tidak hilang bisa jadi pertanda Anda terkena serangan jantung. pur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top