![Kompas Bantu Navigasi Orang Eropa untuk Jelajahi Dunia](https://koran-jakarta.com/images/article/kompas-bantu-navigasi-orang-eropa-untuk-jelajahi-dunia-230601222322.jpg)
Kompas Bantu Navigasi Orang Eropa untuk Jelajahi Dunia
![Kompas Bantu Navigasi Orang Eropa untuk Jelajahi Dunia](https://koran-jakarta.com/images/article/kompas-bantu-navigasi-orang-eropa-untuk-jelajahi-dunia-230601222322.jpg)
Pada masa Dinasti Tang 618 - 907 M, para sarjana Tiongkok telah menemukan cara untuk membuat jarum besi dengan menggosoknya dengan magnetit akan menjadi magnetis dan bisa menentukan orientasi utara-selatan.
Menurut laman Davley.com, kompas jarum yang lebih halus ini kemudian dapat diapungkan di air (kompas basah), atau diletakkan di atas batang runcing atau digantung pada benang sutra (kompas kering). Portabilitas ini membuat mereka jauh lebih cocok untuk keperluan navigasi.
Pada abad ke-11, militer Tiongkok menggunakan kompas basah dan kering untuk orientasi navigasi dan angkatan laut. Apa yang disebut "ikan penunjuk selatan" adalah ikan kayu dengan jarum besi bermagnet di dalamnya, yang mengapung di semangkuk air. Belakangan, versi kompas kering berevolusi dalam bentuk kura-kura. Lodestone tertanam dalam tubuh kayu berukir dan diseimbangkan pada jarum bambu, yang memungkinkannya berputar bebas.
Kompas navigasi yang muncul dari Dinasti Song, memiliki desain yang unik. Lodestone dibuat menjadi bentuk yang paling tepat digambarkan sebagai sendok sup atau sendok sayur. Sendok lodestone ditempatkan di tengah plakat perunggu, dan sifat magnetnya membuatnya berputar. Saat berhenti, gagang sendok akan mengarah ke selatan dan bagian mangkuk sendok akan mengarah ke utara.
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya