Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Seleksi Pimpinan BI - Perry Dinilai Calon Gubernur yang Sarat Pengalaman

Komisi XI DPR Dengar Masukan Ahli

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sebelum gelar fit and proper test, Komisi XI DPR mendengar masukan pakar maupun organisasi keuangan untuk referensi dalam menggali kapasitas calon Gubernur BI.

JAKARTA - Rapat Paripurna DPR RI pada pembukaan masa sidang yang berlangsung di Jakarta, Senin (5/3), telah membacakan secara resmi penyampaian surat Presiden Joko Widodo ke DPR terkait pencalonan Perry Warjiyo sebagai calon Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2018-2023. Dalam sidang tersebut, pimpinan DPR menugaskan Badan Musyawarah (Bamus) membahas pencalonan Perry. Kemudian, Bamus akan menindaklanjuti dengan meminta Komisi XI menjadwalkan uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test.

Anggota Komisi XI DPR, Maruarar Sirait, yang diminta konfirmasinya mengatakan memberi dukungan kepada Perry yang diusulkan Presiden Joko Widodo karena dari kapasitas dan kualifikasinya sangat memenuhi sebagai pemimpin bank sentral ke depan. "Pak Perry Warjiyo dari 15 April 2013 hingga saat ini masih menjabat Deputi Gubernur BI yang sehari-harinya bergelut dengan kebijakan moneter. Dia juga pejabat karier di BI sehingga dengan pengalamannya yang panjang, kapasitas dan integritasnya tidak perlu diragukan lagi," kata Maruarar.

Berkarier di BI sejak 1984, lanjutnya, Perry juga pernah menjabat sebagai Asisten Gubernur untuk perumusan kebijakan moneter, makroprudensial dan internasional sebelum jadi Deputi Gubernur. Sebelumnya, dia juga mengemban jabatan Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter di BI. Selain pengalaman di BI, tambah Maruarar, Perry dikenal di kalangan lembaga-lembaga keuangan global. Sebelum kembali ke BI pada 2009, Perry pernah berkarier dan menduduki posisi penting selama dua tahun sebagai Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF), mewakili 13 negara anggota dalam South East Asia Voting Group.

Selain kapasitas di internal dan eksternal, kata Maruarar, Perry dari kualifikasi akademiknya sangat mumpuni. Setelah meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 1982, Ia juga meraih gelar Master pada 1989 dan PhD pada 1991 bidang Moneter dan Keuangan Internasional dari Iowa State University, Amerika Serikat. Perry sangat berpengalaman di riset ekonomi dan kebijakan moneter, isu-isu internasional, transformasi organisasi dan strategi kebijakan moneter, pendidikan dan riset kebanksentralan, pengelolaan devisa dan utang luar negeri, serta kepala Biro Gubernur di BI.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top