Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

KLHK: Tutupan Hutan di Indonesia Melebihi Target yang Ditetapkan Sebesar 30 Persen

Foto : ANTARA/Prisca Triferna

Tangkapan layar Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK Indra Exploitasia dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu (2/11/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan negara-negara maju ingin Indonesia melakukan konservasi, meskipun tutupan hutan di negeri ini sudah melebihi target yang ditetapkan sebesar 30 persen.

"Keinginan itu tentunya agak tidakfairketika kita diminta untuk melakukan konservasi tanpa melihat bahwa kita sebenarnya tidak hanya melakukan perlindungan tetapi juga pemanfaatan berkelanjutan, seperti prinsip-prinsip konservasi yang seutuhnya," kata Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK Indra Eksploitasiadalam rapat dengar pendapat umum tentang konservasi bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu.

BerdasarkanOur World in Data, kata dia, Indonesia sebenarnya sudah mencapai target tutupan hutan dan mampu memproteksi konservasi maupun kawasan konservasi di dalam negeri.

Indra menuturkan data itu seharusnya diisi olehWorld Database on Protected Areasyang merupakan kumpulan data terbesar di kawasan lindung darat dan laut dunia. Indonesia masih memakai terminologi area konservasi.

"Sebenarnya kita mempunyai kawasan hutan lindung, apabila kita jumlah kawasan konservasi dengan 27 juta hektare dan kemudian ada hutan lindung sebesar 55 juta hektare sekian, ini tentunya bisa sangat lebih dari 30 persen," ujarnya.

Bahkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah menetapkan 28 juta hektare ditambah dengan 5 juta hektare yang sudah dikelola oleh KLHK. Angka itu menjadikan tutupan hutan di Indonesia semakin luas.

Indra menuturkan meskipun Indonesia sudah melebihi target yang ingin dicapai oleh global, pemerintah belum memasukkan data terbaru itu ke dalam database dunia.

"Kita belum memasukkan itu ke dalam sistemdatabasedunia, ini yang harus kita kejar bagaimana ini bisa masuk ke sistemdatabase, sehingga kita di-recognizeoleh internasional dalam hal pemenuhan target-target tersebut," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top