
KLH Sebut Keterlibatan Masyarakat dalam Bank Sampah Perlu Pendekatan Budaya
Pengelolaan sampah.
Foto: antara fotoJAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan peningkatan keterlibatan masyarakat menjadi penting dilakukan ketika ingin mengoperasikan bank sampah dan dapat didasari dengan pendekatan budaya.
Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup Bidang Pengelolaan Sampah, Bambang Suwerda, menyampaikan bahwa pengelolaan bank sampah memiliki kaitan erat dengan upaya pemberdayaan sampah untuk mengurangi timbulan sampah.
"Ketika kita ingin mengajak masyarakat harus pahami budayanya. Ketika kita harus mengelola dan mengajak mendirikan bank sampah kita harus nyebur langsung ke masyarakat,” jelasnya dalam diskusi daring terkait bank sampah yang diikuti dari Jakarta pada Kamis (13/3).
- Baca Juga: Presiden Prabowo: Pengangkatan CASN 2024 Sedang Diurus
- Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi
Dia menyebut hal itu dapat dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat agar tidak berhenti hanya menerima informasi. Pendekatan dan pelibatan dibutuhkan agar masyarakat bisa sampai ke titik mulai mendapatkan wewenang atas kontrol dan sumber daya serta keputusan.
Langkah itu perlu dilakukan untuk meningkatkan keberlanjutan operasi bank sampah di Indonesia, dengan menurut data KLH saat ini sudah terdapat 17 ribu unit bank sampah yang tidak semuanya aktif berkegiatan.
"Prinsip pengelolaan sampah secara berkelanjutan adalah pemilahan. Itu unit edukasi yang paling utama dan bank sampah menjadi media untuk pemilahan sampah," tuturnya.
Bank sampah, katanya, adalah sistem yang diciptakan dengan tugas utama untuk mempersiapkan generasi yang sadar pentingnya pengelolaan sampah. Bukan hanya menyasar tujuan ekonomi.
"Nilai ekonomi adalah benefit yang berikutnya setelah ada edukasi," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama Reza Andreanto selaku General Manager Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO), organisasi nirlaba yang fokus pada pengumpulan kemasan setelah konsumsi untuk daur ulang, mengatakan sosialisasi dari bank sampah diperlukan untuk mendorong dasar dari upaya pengurangan dan pengelolaan sampah yaitu pemilahan dari rumah.
Di saat yang sama bank sampah menjadi salah satu mitra pengelola dan penyedia sarana prasarana untuk mengumpulkan bahan baku daur ulang yang dibutuhkan industri.
"Yang tidak dimiliki oleh pelapak, pengepul, yang dimiliki oleh bank sampah induk itu adalah nilai pendampingannya termasuk edukasi, sosialisasi, kemitraan, pengembangan bersama dari sektor sosial dan lingkungannya," jelasnya.
Berita Trending
- 1 Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap Interpol
- 2 Didakwa Lakukan Kejahatan Kemanusiaan, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap
- 3 Luar Biasa, Perusahaan Otomotif Vietnam, VinFast, Akan Bangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum hingga 100.000 Titik di Indonesia
- 4 KAI Daop 6 Menggandeng Kejaksaan untuk Menyelamatkan Aset Negara di Sleman
- 5 Kerusakan Parah di Hulu Sungai Ciliwung, Sungai Bekasi dan Sungai Cisadane
Berita Terkini
-
Wali Kota Agustina Segera Bebaskan Retribusi Pemanfaatan Kantor Kecamatan dan Kelurahan di Kota Semarang
-
Pertamina Patra Niaga Kembali Raih Penghargaan BUMN Terbaik TJSL di Jawa Tengah
-
Pemerintah Kota Jakarta Timur Memastikan Takjil di Kawasan Pasar Perumnas Klender Aman
-
Ilmuwan: Temuan Fosil di Spanyol Mungkin Mewakili Spesies Manusia Purba yang Tidak Diketahui
-
Agar Lingkungan Gunung Rinjani Terjaga, TNGR Bangun Toilet di Atas Awan