Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gejolak Rupiah

KKSK Cermati Perilaku Pelaku Pasar Valas

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memastikan sampai saat ini perbankan masih dalam kondisi aman. Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berikut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu terakhir merupakan kondisi yang masih wajar mengingat Indonesia yang terbiasa volatile.

"Ini kondisinya, perbankan aman. Insha Allah, ini temporary, sementara. Ini kan karena sentimen negatif," kata Wimboh di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/9). Menurut dia, strategi yang paling tepat saat ini adalah memperkuat koordinasi antarpemangku kepentingan sebagaimana juga arahan yang disampaikan Presiden Jokowi.

"Koordinasi yang lebih bagus, ngomong kepada publik, supaya masyarakat tidak khawatir. Kan semua punya plan yang bagus. Nanti kita akan bersama-sama dengan Menteri Keuangan dan Gubernur BI untuk melakukan komunikasi publik," katanya. Wimboh berpendapat komunikasi publik merupakan hal nomor satu dan paling penting di samping juga upaya untuk mendorong ekspor.

"Kita koodinasi dan komunikasi bagaimana supaya kita mendorong ekspor dan juga kita bisa untuk impor kita tentunya yang masih bisa diperpanjang atau tidak dilakukan dalam proyek-proyek yang tidak terlalu urgen bisa kita (tekan)," katanya. Dia menegaskan kondisi yang terjadi saat ini lebih merupakan keadaan sementara sehingga belum ada yang perlu dikhawatirkan.

Monitor Valas

Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) dan OJK melalui Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK) akan meneliti dan memonitor tingkah laku pelaku pasar dalam transaksi valuta asing.

"Kami bersama OJK dan BI melalui Forum KKSK terus meneliti dan memonitor secara detil tingkah laku para pelaku pasar, mana mana yang memang membutuhkan legitimate," katanya usai rapat di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, kemarin.

Menkeu menyebutkan KKSK akan meneliti dan memonitor perilaku mereka apakah membutuhkan transaksi valas untuk keperluan industrinya atau merupakan transaksi yang tidak memiliki legitimasi.

Dia menjelaskan transaksi valas yang memiliki legitimasi misalnya transaksi impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku. "Itu merupakan barang modal dan memang bisnisnya ada, untuk membayar utangnya, ada kebutuhan yang legitimate, bukan yang spekulatif," katanya.

Menkeu memperkirakan kondisi tekanan terhadap perekonomian nasional masih akan berlangsung antara lain sebagai dampak komdisi krisis di Argentina. "Situasi ini masih akan berlangsung karena kondisi krisis di Argentina masih berjalan dan mungkin akan berdampak kepada negara berkembang lain," katanya.

Ant/ E-10

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top