Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kisah Sukses Womanpreneur Nathania Astria, Membangun Bisnis Travel dari Nol dan Bertahan Di Era Pandemi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Salah satunya seorang perempuan Womanpreneur Nathania Astria yang melihat peluang bisnis menjanjikan dengan semakin meningkatnya minat masyarakat Indonesia terhadap budaya K-Pop dan drama Korea, semakin meningkat pula keinginan orang-orang untuk berkunjung ke Korea Selatan. Hal inilah yang dijadikannya peluang dengan mendirikan 'Backpacker Korea' sebagai jasa land tour dan private tour dengan konsep backpacker sejak tahun 2013 silam.

Lebih dekat, Backpacker Korea didirikan bermula dari hobby travelling Nathania Astria yang sering menyusun itinerary anti-mainstream pribadi yang dipakai untuk jalan-jalan sendiri lalu mulai mengajak temen-teman untuk ikutan trip anti-mainstream yang disusun oleh Nia (panggilan dari Nathania). Diluar dugaan, respon permintaan trip anti-mainstream cukup bagus sehingga muncullah ide-ide untuk merambah menjadi peluang bisnis trip anti-mainstream dan mulai mendirikan Backpacker Korea.

Backpacker Korea yang memiliki visi dalam 'Membantu para traveller merasakan pengalaman yang Next Level', karena berbeda dengan trip pada umumnya, trip yang disusun menyasar destinasi yang bukan sejuta umat, kulinernya pun benar-benar kuliner hidden gems khas Korea yang tidak banyak turis tahu. Setelah 6 tahun Backpacker Korea semakin membesar dan semakin banyak customer loyal, pada tahun 2020 bisnis mengalami tantangan yang cukup besar akibat pandemi.

Pandemi Covid-19 telah berdampak ke semua sektor, termasuk pariwisata. Bisnis Tour dan Travel di tengah masa pandemi COVID-19 tentu bukan hal yang mudah, ada begitu banyak tantangan menghampiri. Masa pandemi semua penerbangan di batasi hingga di hentikan sementara.

Ditambah Negara Korea tutup border dan semua perjalanan ke korea harus terhenti selama 2 tahun 3 bulan. Begitu pun juga dengan Backpacker Korea yang sempat menutup kantor untuk mengurangi biaya operasional dan kebijakan manajemen kas pun harus di rombak untuk mempertahankan bisnis agar tetap berdiri.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top