![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Kisah Sniper TNI Sikat 49 Pasukan Fretilin dalam Satu Pertempuran
Foto: Istimewa.JAKARTA - Timor Timur kini telah menjadi negara merdeka, terpisah dari Indonesia. Dulu, Timor Timur yang sekarang bernama Timor Leste adalah bagian dari provinsi di Indonesia. Tapi di era Presiden Habibie, Timor Timur lepas dari pangkuan Indonesia.
Menyatukan Timor Timur ke pangkuan Ibu Pertiwi sendiri tak dilakukan dengan damai. Namun dimulai lewat sebuah operasi militer dengan sandi Operasi Seroja. Saat itu, pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus berjibaku dengan sengit melawan pasukan Fretilin. Banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Fretilin terus melawan lewat perang gerilya.
Buku Satu Peluru Satu Musuh Jatuh, yang ditulis A Winardi (2016), merekam sekelumit jejak kisah Tatang Koswara, salah seorang sniper TNI legendaris saat bertugas di Timor Timur. Satu waktu, Tatang ditugaskan ke medan perang di pegunungan Remexio yang berjarak 30 km dari Kota Dili. Tatang pun berangkat dengan senjata andalannya senapan Winchester M-70 yang berperedam. Tak lupa ia juga membawa amunisi 50 peluru berkaliber 7.62 mm. Selain itu, Tatang juga membawa AK-47.
Perlengkapan sniper mulai dari pakaian kamuflase hingga obat-obatan dan makanan dibawanya. Atasannya, Kolonel Edi Sudrajat memerintahkan salah seorang prajurit Kopassus, Letnan Ginting ikut mengawal. Menariknya, yang mengawal Tatang pangkatnya lebih tinggi. Tatang sendiri saat itu masih berpangkat Sertu.
Tiba di lokasi, Tatang mengajak Letnan Ginting bersembunyi di pinggiran tebing curam. Lokasi yang dipilih cukup tersembunyi. Setelah mendapat lokasi mengintai, Tatang menyiapkan senapan andalannya. Esok harinya, ratusan pasukan Fretilin tampak.
Awal mula Tatang kaget. Ia tak mengira pasukan musuh jumlahnya mencapai ratusan orang. Ia pun sempat menghubungi Kolonel Edi, meminta agar pasukan TNI yang sedang berpatroli menyerang musuh dari arah timur. Setelah berhitung cermat, dan meminta pengawalnya agar tak melakukan serangan lebih dulu, Tatang pun mulai membidik satu persatu pasukan Fretilin. Pertama yang dibidik adalah personel yang memegang senjata otomatis.
Jelas saja, pasukan musuh kaget. Tapi belum juga mereka siaga, satu persatu pasukannya jatuh. Semua kena tembakan tepat di kepala. Pasukan Fretilin pun kacau balau. Mereka kebingungan tak tahu dari mana orang yang menembakinya. Dengan membabi buta mereka melakukan tembakan balasan. Tapi tak pernah mengarah ke posisi Tatang sembunyi. Saat bersamaan, dari sisi timur pasukan TNI juga mulai menyerang.
Letnan Ginting yang mengawalnya kaget. Ia tak menyangka sersan satu yang dikawalnya seorang penembak jitu hebat. Diam-diam ia pun meneropong, lalu menghitung jumlah korban bidikan Tatang. Perwira Kopassus itu tercengang. Sebanyak 49 anggota pasukan Fretilin tewas oleh bidikan Tatang. Dan yang membuat Letnan Ginting kagum, Tatang juga berhasil merobohkan komandan pasukan musuh. Komandan Fretilin itu tewas ditembak tepat di kepalanya.
Tatang juga berhasil membidik tepat di dada seorang personel Fretilin yang sedang berusaha melakukan komunikasi. Dari 50 peluru yang dibawahnya, 49 tepat menghantam musuh. Tatang hanya menyisakan satu peluru. Sesuai moto sniper, satu peluru harus disiapkan untuk dirinya sendiri, sebagai jaga-jaga ketika terancam ditangkap musuh.ags/N-3
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Agus Supriyatna
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 2 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 3 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Mantan Kadisbudpar Cianjur benarkan diperiksa Polda Jabar soal Cibodas