Kisah Jenderal Baret Merah yang Jadi Raja Intel Indonesia
Foto: Istimewa.JAKARTA -Bicara dunia intelijen di Indonesia, nama jenderal yang satu ini tak bisa dilepaskan. Dia, Jenderal Benny Moerdani. Karir Benny di tentara, sebagian besar dihabiskan di dunia intelijen. Bahkan, Benny kerap disebut sebagai Raja Intel Indonesia.
Buku Benny Moerdani yang Belum Terungkap, Seri Buku Tempo: Tokoh Militer (2016), mengulas habis kisah kiprah Benny, mulai dari operasi pembebasan Papua, Timor Timur sampai Jenderal kelahiran Cepu, Blora Jawa Tengah, 2 Oktober 1932 itu menjadi orang nomor satu di institusi ABRI. Benny menjadi Panglima ABRI di era Soeharto menjadi Presiden. Dan, di era Soeharto itu pula, Benny menjadi raja intel.
Dikisahkan pada 1974, Presiden Soeharto memanggil pulang Benny Moerdani yang ketika itu sedang bertugas menjadi Kuasa Usaha Ad Interim Indonesia di Korea Selatan. Di tanah air, suasana politik tengah memanas pasca meletusnya peristiwa Malari. Setiba di TanahAir bersama Ali Moertopo, Benny menghadap Soeharto.
- Baca Juga: Pemerintah Diminta Mengoptimalkan Diversifikasi Pangan
- Baca Juga: Rencana Kerja Kementerian
Di Istana Negara, pada Benny, Soeharto mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap kinerja intelijen Indonesia. Terutama menangani peristiwa Malari. Benny diminta menata ulang sistem telik sandi di Tanah Air.
Seiring waktu, sederet jabatan penting intelijen digenggam Benny. Setidaknya Benny memegang enam jabatan intelijen sekaligus. Benny jadi Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelijen (Bakin), Asisten Intelijen Departemen Pertahanan dan Keamanan (Asintel Hankam), Asisten Intelijen Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Asintel Kopkamtib), Kepala Pusat Intelijen Strategis, Kepala Pusat Screening Pusat dan Kepala Satuan Tugas Intel Kopkamtib.
Kelak, di zaman Benny pula dilakukan reorganisasi badan-badan intelijen. Tepatnya tahun 1978, reorganisasi dilakukan. Keenam lembaga dan badan intelijen pun disatukan dalam satu badan bernama Badan Intelijen Strategis (Bais). Karena jejaknya di dunia intelijen, sampai pernah menjabat enam posisi penting di berbagai badan telik sandi, Benny pun kemudian di juluki 'raja Intel' Indonesia.
Benny sendiri mulai merintis karir militernya di Korps Baret Merah (Kopassus). Bersama Kopassus yang ketika itu masih bernama RPKAD, Benny kenyang dengan berbagai tugas operasi militer. Benny pernah diterjunkan ke Papua. Di rimba Papua, Benny dan pasukannya beberapa kali terlibat dalam pertempuran sengit dengan pasukan marinir Belanda.
Kiprahnya di medan tempur Papua, berbuah penghargaan Bintang Sakti yang disematkan langsung Presiden Soekarno ketika itu. Benny juga sempat memimpin pasukan RPKAD ketika menumpas pemberontakan PRRI di Sumatera Barat. ags/N-3
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Agus Supriyatna
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
- 3 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
- 4 Hargai yuk Berbagai Potensi Sekitar Kita
- 5 Perluas Pasar, Produk Halal RI Unjuk Gigi di Istanbul