Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 10 Jan 2025, 17:10 WIB

Kinerja Penjualan Eceran Meningkat pada Desember 2024, Berikut Ini Faktor Penggeraknya

00 ant-kinerja-penjualan-eceran-Pembeli memilih makanan di salah satu pasar swalayan di Jakarta, Senin (11122023).

Foto: ANTARA FOTO/ Putu Indah Savitri

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa kinerja penjualan eceran meningkat pada Desember 2024, berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh bank sentral.

Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2024 yang diperkirakan mencapai 220,3 atau secara tahunan tumbuh 1,0 persen year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.

“Peningkatan tersebut terutama bersumber dari kelompok suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman dan tembakau,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, Jumat (10/11).

Secara bulanan, BI memperkirakan penjualan eceran pada Desember 2024 terakselerasi dengan pertumbuhan sebesar 5,1 persen month to month (mtm) setelah pada bulan sebelumnya atau bulan November 2024 terkontraksi sebesar 0,4 persen (mtm).

Untuk proyeksi Desember 2024, kelompok dengan pertumbuhan tertinggi secara bulanan yaitu berasal dari subkelompok sandang yang diperkirakan tumbuh sebesar 8,1 persen (mtm).

Kemudian diikuti kelompok makanan, minuman, dan tembakau (diperkirakan tumbuh 5,5 persen mtm), serta suku cadang dan aksesori (diperkirakan tumbuh 3,4 persen mtm) sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat menjelang perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.

Adapun pada November 2024, IPR tercatat 209,7 atau secara tahunan tumbuh 0,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Oktober 2024 sebesar 1,5 persen (yoy).

Pertumbuhan pada November 2024 terutama didorong kelompok bahan bakar kendaraan bermotor (8,8 persen yoy), suku cadang dan aksesori (7,2 persen yoy), serta makanan, minuman, dan tembakau (2,5 persen yoy).

Sedangkan secara bulanan, penjualan eceran pada November 2024 mengalami kontraksi 0,4 persen (mtm), setelah mencatat kontraksi sebesar 0,01 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.

Mayoritas kelompok yang mengalami kontraksi, terutama terjadi pada kelompok barang budaya dan rekreasi (-3,6 persen mtm), suku cadang dan aksesori (-0,8 persen mtm), serta makanan, minuman, dan tembakau (-0,7 persen mtm) disebabkan oleh penurunan permintaan masyarakat akibat faktor cuaca yang menahan aktivitas masyarakat.

Sementara kelompok yang tercatat masih tumbuh dan menjadi penopang kinerja penjualan eceran yaitu peralatan informasi dan komunikasi (4,2 persen mtm) serta bahan bakar kendaraan bermotor (1,0 persen mtm).

Dari sisi harga, tekanan inflasi tiga bulan yang akan datang pada Februari 2025 diperkirakan meningkat. Sementara inflasi enam bulan yang akan datang pada Mei 2025 diperkirakan menurun.

Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari 2025 sebesar 160,2, lebih tinggi dibandingkan dengan IEH pada periode sebelumnya sebesar 157,8 sejalan dengan rata-rata historis kenaikan harga menjelang bulan Ramadan pada tiga tahun terakhir.

Sementara itu, IEH Mei 2025 tercatat sebesar 151,1 atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 165,4 seiring dengan normalisasi permintaan pasca-HBKN Idul Fitri.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.