Kimia Farma Rombak Direksi Jelang "Holding" Farmasi

JAKARTA - PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) merombak jajaran direksi guna menjadi anak usaha PT Bio Farma (Persero) yang telah ditunjuk pemerintah sebagai induk usaha (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi. Nantinya, Kimia Farma dan PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) akan menjadi anak usaha Bio Farma.

Untuk itu, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) KAEF memutuskan Verdi Budidarmo, yang sebelumnya menjabat direktur produksi dan supply chain, menjadi direktur utama menggantikan Honesti Basyir yang per 13 September 2019 ditarik menjadi direktur utama Bio Farma.

Selain itu, direktur keuangan juga diganti karena I Gusti Ngurah Suharta Wijaya ditunjuk sebagai Direktur Keuangan dan Mitra Bisnis Bio Farma. Kimia Farma juga mendapatkan persetujuan melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro, mengatakan izin rights issue selama satu tahun ke depan dan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2020 tidak ada alokasi dari Penyertaan Modal Negara (PMN) menyerap rights issue tersebut. Namun, meski kepemilikan pemerintah akan terdilusi, tapi bisa saja holding BUMN Farmasi mengambil porsi rights issue itu.

"Kalau sudah disetujui Presiden maka holding Farmasi akan efektif berlaku. Untuk itu, langkah pembentukan holding akan ditempuh terlebih dahulu, baru setelah itu Kimia Farma melakukan rights issue," ungkapnya di Jakarta, Rabu (18/9).
Halaman Selanjutnya....